Kamis, 09 Desember 2010

Martabat Nafsu

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih.
Firman Allah:   
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya" 

Jumat, 03 Desember 2010

Kisah Nabi Adam

Setelah Allah s.w.t. menciptakan bumi dengan gunung - gunungnya, laut-lautannya dan tumbuh - tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya, mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Rabu, 01 Desember 2010

Kisah 4 Lilin


Teringat sebuah cerita, saat kegelapaN menyelimuti.. Entah siapa, kapan dan bagaimana detail ceritanya So, let it flow according my words..

Minggu, 07 November 2010

Kamis, 30 September 2010

Apa Arti Jilbab Bagimu?

Jilbab ini tak sekedar penutup kepala karena rambut yang jelek


Jilbab ini tak sekedar penutup kulit yang hitam atau coklat karena termakan iklan pingin berkulit putih


Jilbab ini tak sekedar penutup kaki yang tidak panjang semampai


Jilbab ini tak sekedar ingin ikut-ikutan tren karena banyak artis berjilbab


Jilbab ini tak sekedar karena beli bahan kepanjangan mau buat apa sisanya


Jilbab ini bukan dipakai karena memang terpaksa karena instansi tempat kita belajar atau bekerja mengharuskan kita untuk berjilbab


Jilbab ini dipakai bukan karena ingin mencari perhatian lawan jenis agar dinilai alim ...



Muslimah, lebih dari itu semua, ketahuilah bahwa di antara kasih sayang Allah terhadap kaum wanita adalah tidak mengabaikan hal-hal yang dapat menjadi kemaslahatan bagi mereka kecuali menganjurkannya dan memerintahkannya, dan tidak membiarkan apapun yang membahayakannya kecuali memperingatkannya dan menghindarkannya dari mereka.



Muslimah, bentuk kasih sayang Allah kepada kaum perempuan adalah memerintahkannya supaya mengenakan hijab yang syar'i jika ia telah mencapai usia baligh dan lebih banyak menetap dirumah.

Allah berfirman QS. Al-Ahzab 33, "Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahli bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."



Juga dalam QS. An-Nuur 31, "Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anaka-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."



Juga dalam QS. Al-Ahzab 59, "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."



Bagi saudari-saudariku yang sudah mengenakan pakaian muslimah tentu sudah tidak asing lagi dengan ayat-ayat diatas, bukan maksudku untuk meremehkan kalian semua dalam hal ini, akan tetapi aku tuliskan kembali semua ini sekedar untuk mengingatkan kembali tentang semangat kita semua dalam berpakaian mauslimah yang syar'i, karena di zaman yang serba modern saat ini bukanlah hal mustahil jika kita bisa saja tergoda oleh buaian dunia sehingga jauh dari aturan-aturan syariat. Naudzubillah. Tak terkecuali diriku. Semoga kita terhindar dari itu semua. Aku yakin, dengan saling mengingatkan di antara kita, Insya Allah akan menambah keimanan kita .



Teruntuk saudariku yang belum terketuk hatinya untuk mengenakan jilbab syar'i semoga dapat menambah wawasan dan menambah keyakinan bahwa tak ada kerugian ketika kita menaati apa yang Allah perintahkan. Saya dan muslimah lain mendoakan semoga kalian diberikan hidayah-Nya. Dan juga para lelaki, para suami maupun calon suami, sudah kewajiban Anda untuk juga tahu akan hal seperti ini karena Anda adalah pemimpin/calon pemimpin dalam keluarga yang tentunya anda mempunyai istri atau anak-anak perempuan yang menjadi tanggung jawab Anda untuk senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan nantinya pasti dimintai pertanggungjwaban.




Saudariku sudah selayaknyalah kita memudahkan orang-orang yang bertanggung jawab, karena kesadaran kita sendiri untuk berjilbab karena kita tahu kita lebih takut kepada Allah.


Saudariku, lalu sebenarnya hijab yang wajib dikenakan itu seperti apa?


  1. Menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan
  2. Tebal dan tidak transparan
  3. Tidak mengundang fitnah atau menjadi perhiasan bagi dirinya
  4. Longgar tidak menggunakan wangi-wangian
  5. Tidak menyerupai kaum laki-laki
  6. Tidak berbusana seperti wanita non-muslim
  7. Tidak mencolok



Saudariku, semoga tulisan sederhana saya ini bisa kembali mengingatkanku dan kalian semua. Dakwah tidak sekedar berkata akan tetapi butuh suri tauladan. Semoga kita bisa mengikuti suri tauladan yang baik, Nabi Muhammad Saw. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh-Nya untuk menapaki dinul Islam. Amiin



Penulis: Anindya Sugiyarto, Ibu rumah tangga

Senin, 20 September 2010

IBU...


Pada saat umur ku 1 tahun dia yang mengasih ku makan, dia yang memandikan ku, ku balas dengan menangis sepanjang malam


Pada saat umur ku 2 tahun dia yang melatih ku untuk berjalan ku balas dengan melarikan diri Pada saat dia butuh dengan ku,


Pada saat umur ku 3 tahun dia selalu bikin makanan yang sangat enak untuk ku ku balas dengan membuang piring ke lantai,


Pada saat umur ku 4 tahun dia kasi ku kertas dan pencil agar ku mulai belajar ku balas dengan curat-curit dinding,


Pada saat umur ku 6 tahun dia yang antar ku ke sekolah ku balas dengan teriak ” nggak mau bergi ke sekolah,


Pada saat umur ku 12 tahun dia selalu nasehati ku , berpenampilan yang baik ku balas dengan kata “ini kan gaul”


Pada saat umur ku 15 tahun dia selalu menanti ku pulang dengan penuh kasih sayang ku balas dengan tutup pintu kamar ku,


Pada saat umur ku 17 tahun dia selalu kasih ku uang piknik untuk ke laur kota ku balas dengan tidak pernah telpon ke Padanya,


Pada saat umur ku 19 tahun dia selalu serius perhatikan masa depan ku tapi balasan ku tidak ada perhatian apa pun terhadapnya,


Pada saat umur ku 24 tahun dia tanya calon pasangan ku tentang persiapan nikah ku marah dengan mengatakan ” ibu jagan turut campur urusan kami”


Pada saat umur ku 25 tahun dia yang siapkan segala biaya pernikahan kami dengan susah payah

ku balas dengan tinggal di tempat jauh darinya,


Pada saat umur ku 30 tahun dia selalu telpon memberi nasehat tentang pendidikan anak-anak,


tapi ku berterimakasih dengan mengatakan “ini zaman udah berubah bu!”


Pada saat umur ku 35 tahun dia mengasih tahu bahwa dia dalam keadaan sakit

hanya ku berjawab “ya nanti!! aku ini lagi sibuk”.


Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang.


Dan tiba- tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.


===============================


Disaat ibumu tidur, coba kamu lihat matanya dan bayangkan matanya takkan terbuka untuk selamanya...

tangannya tak dapat hapuskan airmata mu dan tiada lagi nasihat yang sering kita abaikan...

bayangkan ibumu sudah tiada...

apakah kamu cukup membahagiakannya...

apakah kamu pernah berfikir bertapa besar pengorbanannya semenjak kamu berada di dalam perutnya...


SADARILAH bahwa di Dunia ini ga da 1 orang pun yang mau mati demi IBU, tetapi...

Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita…


******************************************


Wahai ya rabbi, kasihilah mereka, kedua Orang Tuaku, sebagaimana mereka berdua telah mengasihi aku sejak kecil... amin...

Jumat, 17 September 2010

Menangislah, Karena Bidadari Itu Tak Layak Untukku

Hari ini ia sengaja datang ke kampus lebih pagi. Selain karena tak ingin terlambat di kuliah pertama, ia ada janji bertemu dengan Ustdz. Faridz di musholla kampus. Dia tegakkan dua rakaat shalat Tahiyatul Masjid, disusul dengan 4 rakaat shalat Dluha. Lalu dia tengadahkan tangan melantunkan doa.
Dia menyambung ibadah paginya dengan tilawah tartil sambil menunggu Ustdz. datang. Seorang kawan menghampirinya. Dia tutup tilawahnya setelah menyelesaikan satu pojok.

“Assalamualaikum Akh Ilham…” sapa sang kawan ramah.
“Waalikumussalam warahmatullah… apa kabar akhi?” jawabnya sambil tak lupa bertanya kabar.


“Alhamdulillah ana bikhoiir… antum sendiri gimana? Kabarnya udah siap nikah nih…” mata sang kawan mengerling menggodanya. Dia cuma tersenyum, tak berniat menanggapi gurauannya.
“Akh, di sini ada bidadari.”


Bidadari? Darahnya berdesir. Ah, bidadari, kesannya indah.

“Sini, ana tunjukkan orangnya. Ini akhwat luar biasa, anak kedokteran, prestasinya brilian, aktivis kampus, ketua pembinaan dan kaderisasi akhwat, akhlaknya mengagumkan, ibadahnya tak diragukan. Dia pembina adik ane. Cocok banget sama antum!” kawannya menjelaskan panjang lebar, membuatnya penasaran.

Lalu, telunjuknya mengarah ke sosok seorang akhwat. Tak lama, yang dibilang bidadari itu sudah terlihat jelas.

“Masya Allah… itu yang dibilang bidadari? Mana ada bidadari hitam legam? Yang kubaca dalam Ibnu Katsir, bidadari itu cantik sekali, kulitnya putih transparan seperti putih telur. Eh, mana ada di dunia yang begitu ya.. paling ga, kuning langsatlah. Masa black begitu. Black sweet sih masih banyak yang mau, ini aku belum lihat sweetnya.” Dia menggerutu dalam hati. Tak berminat meneruskan percakapan.

“Akh, ane ke perpustakaan dulu yaa.. bidadari itu, buat antum aja.” Dia berpamitan.
“lho… sama ane mah ga sekufu akh!”
“Ya udah, assalamualaikum.” Ilham beranjak meninggalkan kawannya. Baru beberapa langkah, seorang marbot memanggilnya. Dan menyerahkan amplop putih titipan dari Ustdz. Faridz. Ustdz tidak bisa datang, makanya amplop itu ia titipkan.

“Hmm… ini biodata akhwat yang dijanjikan Ustdz.” langkahnya mantap menuju perpustakaan, tempat paling aman untuk membuka dan membaca biodatanya.

Dia duduk di sana, mengatur nafasnya yang terengah, bukan karena capek, tapi sibuk menahan deburan dalam dada. Perlahan dia membuka amplop itu, sengaja ia tinggalkan selembar foto di dalamnya, dia akan melihatnya nanti.

“Bismillahirrahmaanirrahiim… “ dia kuatkan hati membaca susunan huruf demi huruf dalam biodata. “Akhwat luar biasa, usianya, dua tahun dibawahku, lumayan, lebih muda. Pendidikan, kedokteran umum XX (sedang koas), Alhamdulillah… ayah dan ummi pasti senang sekali. Sepertinya pas untukku.” Gumannya bahagia. Dia berbunga-bunga. Lalu, diambilnya selembar foto di dalam amplop, ah… sebentar, biar kutenangkan diri… Bismillah…

Ah… kenapa akhwat ini?? Keluhnya. Bunga-bunga yang tadi bermekaran luruh satu persatu, beterbangan diterpa angin. Lunglai tubuhnya seolah tak bertenaga. Sesak memenuhi rongga dada.

Kenapa akhwat ini yang disodorkan padaku? Dia kembali mengeluh. Terbayang kembali akhwat berkulit legam dan sama sekali tidak cantik menurut ukurannya. “Semoga ia bukan jodohku..” doanya lancang. Ustadz… masa sih nyariin aku kayak gini? Kalau kayak gini sih.. aku juga bisa nyari sendiri. Congkak mulai merasuk.

Dikeluarkannya selembar foto. Foto diri yang sangat dibanggakan. Dia menatap mata elang yang mengagumkan. Hidung yang mancung, bentuk muka yang menawan. “Apakah salah jika aku menginginkan akhwat sholihah yang cantik?” Dia mendesah resah.


Dia Memang Bidadari

Ilham berusaha menyerahkan semua keputusan pada Allah. Ia akan berikhtiar dengan wajar dan berdoa dengan kesungguhan. Walau ia belum punya kemantapan namun ia akan mengosongkan perasaan buruk di hatinya. Ia akan berangkat dengan perasaan netral. Ia ingin semua langkah dimulai dengan kebersihan hati, kelurusan niat, ketergantungan yang besar pada Allah, dan kesungguhan ikhtiar. Ia tak ingin mengedepankan nafsu apalagi diiringi segala penyakit yang mengusamkan kalbu.

Taaruf yang ia jalani, bersama ukhti Dede -----nama akhwat yang disodorkan Ustdz. Faridz----- sangat wajar dan biasa saja. Ia didampingi Ustdz. Faridz, sedangkan Dede didampingi istri beliau. Komunikasi berjalan dengan baik, penyatuan persepsi lancar, pengungkapan kondisi keluarga dan latar belakangnya juga lancar.

Ilham merasakan ada yang menarik hatinya. Wajah berkulit hitam itu memendarkan cahaya. Benar kata adiknya, jika berbicara sedap dipandang dan didengar. Inilah relativitas kecantikan, meski ada kecantikan yang diakui semua orang.

Ilham sempat deg-degan dan merasa was-was ikhtiarnya akan gagal ketika orangtua Dede mengujinya.

“Abah sudah dengar tentang kebaikan akhlak dan aktivitasmu. Sekarang Abah ingin mendengar langsung bacaan Quranmu. Abah tak akan menyerahkan putri Abah pada seseorang yang tidak bagus bacaan Qurannya.” Begitulah ujiannya. Alhamdulillah semua lancar dan ia diterima meski banyak catatan.

Hingga tibalah waktu yang dinanti. Hari ini seharusnya Ilham dan keluarganya datang untuk mengkhitbah Dede. Hari ini seharusnya rombongan berangkat dengan wajah berseri. Namun, Allah membuat rencana yang sangat berbeda. Ilham yang semalam penuh diliputi senyum simpul, kini banyak menunduk dan beristighfar.

Sungguh siapa sangka, lamaran kali ini gagal. Dede, sang aktivis dakwah yang telah menjual diri dan jiwanya untuk berjihad fii sabiilillah, pulang ke rumah orang tuanya, bukan untuk dilamar, melainkan untuk dimakamkan.

Takdir Allah terjadi atasnya. Selama ini ia giat berdakwah di sebuah desa tertinggal. Desa yang dahulu nyaris kehilangan keislamannya, bergairah kembali dengan pembinaan rutin dari Dede dan kawan-kawannya. Rupanya, hal itu tidak disenangi oleh misionaris yang selama ini hampir berhasil memurtadkan penduduk desa itu.

Dia dibunuh, dalam perjalanannya sepulang dari baksos di desa itu. Dan ia dibunuh, karena mempertahankan akidahnya. Karena mereka tidak berhasil memaksanya untuk menukar keyakinannya dan meninggalkan aktivitas dakwahnya.

Ilham tercenung menatap tanah merah basah di pekuburan itu. Di dalamnya bersemayam jasad sang mujahidah. Bidadari yang hendak disuntingnya. Semilir angin menghembuskan wangi kesturi, wangi para syuhada.

Dalam desahnya ia bergumam,
“Kau ternyata wanita agung. Kau lebih mulia daripada bidadari. Seorang Ilham tak diizinkan Allah untuk sekedar mengkhitbahmu, apalagi memilikimu. Maafkan aku, yang dulu sempat sombong terhadapmu.” Wajahnya tertunduk dalam.

“Subhanallah… aku tak mengira bahwa kau adalah bidadari yang diturunkan Allah untukku. Allah menurunkanmu bukan untuk kumiliki, tetapi untuk menegurku dari segala kesombongan.” Gumamnya penuh penyesalan.

Kamis, 12 Agustus 2010

Al Qur'an




AI-Qur'an selalu merujuk kepada (banyak) alam semesta atau 'alamin, di mana sains saat ini baru menghasilkan satu hipotesis dan model tentang multiple universes. Seruan al-Qur'an tentang kebenaran sangat universal - timeless and spaceless ­ dialamatkan kepada seluruh manusia dan golongan jin. Kadang-kadang al-Qur'an menyebutkan makhluk yang ada di (banyak) bumi dan di (banyak) langit-yang bermakna segenap makhluk yang telah diketahui maupun yang belum diketahui. Barangkali ia adalah satu-satunya kitab suci yang seruannya ditujukan kepada manusia dan makhluk alam gaib (jin).

Kritikus al-Qur'an mengatakan, "Mengapa tidak sekalian saja dialamatkan kepada iblis, atau evil?" Kritikus itu lupa atau tidak mengetahui bahwa iblis dan setan adalah salah satu ras dari golongan jin.


AI-Qur'an adalah Kebijakan Abadi


Setiap ayat, bahkan jumlah ayat atau kata, dan nama surat merupakan kebijakan abadi. Ia mempunyai beberapa lapisan pengertian, sesuai dengan tingkat ilmu pengetahuan manusia yang membacanya.


Kita lihat, misalnya, salah satu ayat dari Surat ar-Rahman, yang membahas tentang air;


"Dia membiarkan kedua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing". (ar-Rahman [55]: 19-20)


Sedikit penafsir yang mengartikan ini adalah tanah genting yang tidak terlihat. Penafsir lainnya menyebutkan bahwa air tawar di sungai dan air asin di lautan bertemu namun tidak saling melampaui karena perbedaan kepekatannya. Sampai di sini terjemahan belum bermasalah. Keterangan lebih lanjut:

Fenomena menarik adalah apa yang diungkapkan oleh seorang ilmuwan Prancis Jacques Yves Cousteau yang meneliti berbagai lautan di dekat Selat Jibraltar,1 ditemukan bahwa pertemuan antara air dari Laut Mediteranian (Laut Tengah) dengan air dari Lautan Atlantik tidak bercampur, walaupun keduanya air asin. Salinitas yang berbeda menghasilkan "dam" yang tidak terlihat. Air Laut Tengah dengan salinitas di atas 36,5% dan temperatur sekitar 11,5 derajat Celsius, terisolasi di kedalaman 900 sampai 1100 meter. Sedangkan air yang berasal dari Lautan Atlantik mempunyai salinitas di bawah 35%, membungkus air Laut Tengah dengan temperatur di bawah 10 derajat Celsius.


Berikutnya adalah fenomena menarik tentang pembentuk­an mutiara.


"Dari keduanya keluar mutiara dan marjan" (ar-Rahman 55 : 22)


Para penerjemah dua puluh tahun yang lalu, dengan satu atau dua pengecualian, menerjemahkan "marjan" dengan "batu koral". Padahal mayoritas ahli tafsir mengartikan dengan marjan, yang mengandung mutiara kecil yang lebih berkilau. Tetapi ahli tafsir modern, misalnya Sayyid Quthb, berbicara tentang "batu koral". Disadari bahwa banyak ahli tafsir yang menghadapi persoalan dengan ayat ini. Menurut pengetahuan mereka pada waktu itu, mutiara hanya datang dari air laut. Padahal ayat ini barangkali menjelaskan bahwa mutiara bisa terbentuk baik di dalam air laut maupun air tawar.

Bagaimana bisa? Abu Ubaidah, seorang penulis terdahulu, sangat yakin bahwa mutiara hanya datang dari air laut, sehingga ia mencoba berkelit untuk menafsirkan ayat tersebut dengan sesuatu yang lain. Maka ia menulis, "Mutiara hanya datang dari salah sa­tu nya".


Tetapi kini telah diketahui bahwa mutiara bisa terbentuk di dalam air tawar. Encyclopedia Britannica, Micropaedia 1977, menulis bahwa di sungai-sungai rimba Bavaria (Eropa) mutiara .libudidayakan. Bahkan budidaya mutiara air tawar di Cina telah dikenal sejak sebelum tahun 1000 SM.


Dengan demikian, pernyataan al-Qur'an dalam surat ini sesuai dengan arti harfiahnya, tanpa memerlukan penafsiran yang dipaksakan.


Apakah pembaca akan berhenti sampai di sini?


Kita beralih ke ayat al-Qur'an yang pembahasannya me­merlukan pengetahuan astrofisika, gabungan astronomi, fisika dan matematika, yaitu Surat an-Nur atau yang berarti cahaya.


"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumynmaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus (misykat), yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walauyun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (an-Nur 24 : 35).

Esensi ayat ini adalah bahwa Tuhan adalah (satu-satunya) pemberi cahaya di alam semesta tanpa sentuhan api. Namun menyangkut perumpamaan, mufasir klasik menghadapi kesulitan untuk menjelaskan lebih rinci.


Dengan beberapa pengecualian mereka akan menjelaskan bahwa misykat , atau suatu lubang yang tidak dapat ditembus, adalah lubang di rumah-rumah untuk tempat lampu obor, yang ada di dinding rumah. Sedangkan pohon (zaitun) yang dimaksud adalah pohon (zaitun) yang tumbuh di bukit-bukit, sehingga sinar matahari dapat menyinari, baik pada saat matahari terbit maupun matahari terbenam.


Mufasir modern, seperti Malik Ben Nabi, menjelaskan bahwa misykat adalah lampu bohlam:


Pohon yang dimaksud adalah kawat wolfram yang berpijar karena efek listrik tanpa disentuh api, dibungkus gelas kaca, untuk memantulkan seluruh sinarnya ke segala arah sehingga dapat menerangi seluruh ruangan. Lampu bohlam adalah sekat yang tak dapat ditembus, karena hampa udara, tidak ada oksigen di sana.


Tetapi, dalam studi yang lebih mendalam tentang cahaya di langit oleh para astrofisikawan, misalnya Mohamed Asadi2 dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything, perum­pamaan ayat tersebut lebih mendekati kepada fenomena quasar dan gravitasi efek lensa yang menghasilkan cahaya di atas cahaya. Quasar atau Quasi Stellar adalah objek di langit yang ditemukan pertama kalinya pada tahun 1963. Mereka mewakili objek yang paling terang di alam semesta, jauh lebih terang dari cahaya matahari atau bintang.

Para astronom menemukan bahwa objek "seperti bintang' ini terletak miliaran tahun cahaya dari bumi. Objek ini tentunya mempunyai energi yang besarnya sangat luar biasa supaya tetap terlihat dari sini. Energi mereka berasal dari "pusat lubang hitam yang sangat masif". Karakter pertama dari ayat ini yaitu misykat adalah "lubang hitam", sedangkan karakter kedua yaitu "pelita dalam kaca" adalah galaksi yang menghasilkan efek gravitasi lensa seperti quasar (pelita) yang terbungkus oleh kaca (gelas). Coba simak keterangan quasar oleh astronom NASA.3


"Efek gravitasi pada galaksi, quasar yang jauh, serupa dengan efek lensa sebuah gelas minum yang memantulkan sinar lampu jalan yang menciptakan berbagai image (lapisan cahaya atas cahaya)"

Energi quasar yang berasal (dicatu) dari lubang hitam, terjadi ketika "bintang-bintang dan gas" dari galaksi terhisap di dalamnya. Karakter lainnya yang disebut "pohon" oleh al-Qur'an adalah sebutan yang tidak lazim oleh para astronom yang menggambarkan galaksi sebagai "pohon-pohon" yang terdiri dari bintang-bintang. Lihat saja istilah diagram Hertzprung­Russel, dalam buku Timothy Ferris, The Whole Shebang, 1997.


Barangkali, karakter lainnya yang menarik dari ayat di atas adalah pernyataan "diterangi tanpa tersentuh oleh api", suatu fenomena fusi nuklir yang menghasilkan cahaya yang sangat terang, di mana di ruang angkasa nyaris tidak ada ok­sigen untuk pembakaran. Bintang-bintang memulai hidupnya dengan unsur kimia yang paling ringan, yakni hidrogen. Gas berkontraksi, karena gravitasi, memanas; atom hidrogen ber­tumbukan dan membentuk helium, unsur yang lebih berat, ketika mengeluarkan energinya.

Energi inilah yang membuat objek "bintang- bintang" bersinar tanpa "disentuh api', energi ini juga yang memelihara keseimbangan posisi bintang-bintang di alam semesta. Sepanjang pengetahuan manusia yang ada sekarang, fenomena quasar inilah yang paling tepat untuk meng­gambarkan ayat di atas. Terlebih lagi perumpamaan dalam ayat tersebut: "seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara". Bahkan aslinya lebih terang dari sinar bintang, dan memang seperti "mutiara" bila kita lihat dari foto-foto NASA yang ada, gemerlapan, sangat menawan.


Dengan demikian, terjemahan bebas ayat 35 Surat an-Nur dari sisi sains adalah: "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang (hitam) yang tak tembus (misykat), yang di dalamnya ada pelita besar (quasar). Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca (efek gravitasi lensa dari galaksi) itu seakan­akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon (galaksi yang dicatu oleh lubang hitam) yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon (galaksi) yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (fusi nuklir) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (efek gravitasi lensa), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Wallaahu a’lam

sumber: tidak di ketahui

Rabu, 11 Agustus 2010

Ubahlah Bencimu Menjadi Cinta


Berteman dengan siapapun buat kita adalah sesuatu yang menggembirakan. Banyak mutiara hikmah yang berserakan dimanapun justru yang muncul dari orang-orang yang sederhana. Salah satunya penjual sate ayam. Awalnya saya mengenalnya dibulan suci ramadhan beberapa tahun yang lalu. Orang Madura ini baik dan ramah. Itulah yang membuat dagangan satenya menjadi ramai. Pada suatu hari dia bertutur bahwa pada saat bulan tertentu seperti bulan ramadhan dirinya bisa kuwalahan melayani pembeli. Sampai dia mengajak sanak saudaranya ikut membantunya berjualan, termasuk bapaknya sendiri. Katanya, pada satu sore para sudah banyak pembeli yang mengantri. Bapak dan saudara-saudara sibuk melayani sementara dirinya pulang untuk mengambil lontong dan sate ayam dirumah.

Sekembali ke warung dan pembeli sudah mulai berkurang. Adzan maghrib berkumandang. Sang bapak menghampiri dirinya dan mengatakan kalau kotak uang penjualan hari ini telah hilang diambil orang. Sebagai gantinya bapaknya bersedia bekerja selama ramadhan tidak usah digaji. Hari telah berlalu, seminggu kemudian. Abis jelang adzan maghrib ada seorang pemuda pesan sate ayam beserta lontong. Bapaknya langsung melayaninya. Orang itu dilayani dengan istimewa, membuat anaknya menjadi heran, kenapa bapak memperlakukan dia sangat istimewa. Mulai dari membakarkan sate, menyiapkan lontongnya, teh hangatnya dengan sangat ramahnya.

“Bapak, siapakah dia? Kenapa bapak melayani dengan sangat istimewa?’

Apa dia pejabat kelurahan?” Katanya penuh keheranan.

“Bukan. Dia adalah yang mengambil kotak uangmu tempo hari.” Jawab bapaknya.

‘Mendengar jawaban bapak seperti itu rasanya darah saya mendidih. Pengen rasanya saya luapkan amarah saya pada orang itu.’ tutur Sang Penjual sate.

‘Tapi bapak saya mencegahnya dengan mengatakan. ‘Jangan kamu luapkan amarahmu. Dia adalah guru sejatimu sebab dari dialah, dirimu bisa belajar mengubah bencimu menjadi Cinta.’ lanjutnyanya, matanya nampak berkaca-kaca, bebarapa kali tangannya mengusap air mata yang yang jatuh dipipinya untuk memahami makna hidup yang diajarkan oleh ayahnya tentang mengubah benci menjadi cinta. Subhanallah..

Allah telah berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)


source: http://motivationplannet.wordpress.com/2010/03/04/849/#more-849

Dulu saya kuli bangunan, akhi... (Kisah Inspirasi 2)


Namanya mungkin sudah tidak asing bagi beberapa orang, khususnya yang pernah bersinergi bersama beliau dalam acara-acara motivasi trainingnya. “Dosen” muda berbakat, begitu sebuah selebaran menyebut dirinya. Pribadi yang penuh optimisme dan semangat... demikian saya mengenal sosoknya.

“Mas... ceritakan sedikit tentang masa lalu antum sebelum kuliah, hingga kini menjadi salah seorang motivator ulung...” demikian saya bertanya padanya suatu hari.

Sejenak ia berusaha mengingat-ingat sambil mencoba mencari kata yang tepat untuk memulai.

“Perjalanan saya untuk memperoleh pendidikan yang layak setelah lulus SMA... betul-betul penuh perjuangan. Jika siswayang lain selepas SMA segera melanjutkan kuliah... saya harus bekerja dahulu. Dan jangan bayangkan pekerjaan yang saya lakukan adalah sebuah pekerjaan yang mudah, akh...”

Saya manggut-manggut menunggu ceritanya.

“...saya bekerja sebagai seorang kuli bangunan selama hampir 2 tahun di Jakarta. Antum tentu tahu bagaimana tampang para pekerja kasar itu bukan?! Hidupnya bergantung pada order ada tidaknya proyek pembangunan, jika sedang tidak ada order... kami duduk di pinggiran jalan dengan alat pertukangan berada di depan kami sambil berharap hari itu ada kontraktor yang membutuhkan tenaga kerja dengan upah murah...” ia bertutur dengan semangat.

Saya membayangkan bagaimana jika saya yang berada di posisinya saat itu. Melihat teman-teman SMA saya yang langsung kuliah, sementara saya harus bekerja kasar untuk membiayai hidup dan masa depan... masya Allah... belum lagi tekanan mental yang harus saya hadapi...

“... setelah 2 tahunan saya bekerja akh, dan selama itu pula saya menabung... saya akhirnya mencoba untuk ikut SPMB, karena tanpa pendidikan saya gak akan jadi apa-apa. Bayangkan akhi... selama 2 tahunan saya hanya berkutat dengan adukan semen, debu, dan keringat... tentu beban berat bagi saya jika selama 2 tahunan itu saya tak pernah menyentuh pelajaran lagi... dan kemudian dihadapkan dengan yang namanya SPMB... hehehe” ia tertawa renyah mengingat masa-masa itu.

“...namun Allah itu luar biasa akhi. Ia tahu apa yang hamba-Nya perjuangkan. Alhamdulillah... saya diterima di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik negeri ini... IPB akh... bersamaan dengan antum yang waktu itu setelah lulus SMA langsung masuk ke IPB... tahun 2004...”
Subhanallah... berarti ia lebih senior dua tahun dibanding saya jika dilihat dari kelulusan SMA-nya. Wah perjuangan hebat.

“...Alhamdulillah selama kuliah pula saya mendapatkan beasiswa dari salah satu instansi yang peduli akan pendidikan mahasiswa Indonesia, dan kemudian berkesempatan mengikuti berbagai aktivitas menakjubkan selama itu... Bahkan 3 tahun kemudian saya dipercaya oleh teman-teman untuk memimpin Himpunan Mahasiswa di jurusan saya... hehehe...”
Wow... seorang kuli yang akhirnya menjadi mahasiswa... mantab sekali.

“Dan akhirnya saya bisa lulus dari IPB dengan baik...” ujarnya tersenyum...
Wah... dua tahun jadi kuli... masuk IPB bareng, namun lulusnya lebih cepat daripada saya... subhanallah...

“...namun akhi... perjuangan saya untuk luluspun ada ujiannya. Allah akan selalu memberikan ujian sesuai dengan kadar kekuatan kita untuk menghadapinya... Ketika tingkat akhir... saya sempat cuti 1 semester karena tidak mampu membayar uang SPP. Namun saya tidak memberitahukan pada siapapun kondisi itu... saya tetap ke kampus sehingga teman-teman saya tidak menaruh curiga bahwa saat itu saya memiliki masalah yang kompleks...”

Saya tertegun...

“...selama masa itu saya kembali bekerja... bukan lagi dengan tenaga kasar... namun saya berusaha untuk membuka jalan rezeki dari cara yang lebih cerdas... saya mulai menawarkan training motivasi ke sekolah-sekolah. Awalnya memang sulit... namun lambat laun... alhamdulillah saya mulai bisa membuka jalan itu... mengumpulkan uang dan kembali aktif kuliah di kampus untuk menyelesaikan studi saya...”

Subhanallah... tak henti-hentinya saya bertasbih. Sempat cuti 1 semester... namun masih bisa duluan lulus dari saya... wah-wah... subhanallah...

“...akhirnya saya bergabung di ABCo Training Center sebagai trainer di sana. Dan jadilah saya yang seperti ini... kesana kemari berbagi inspirasi dan motivasi, akh... Dulu saya mati-matian bekerja sebagai kuli bangunan... kini insya Allah... Alhamdulillah... saya bisa mulai mandiri. Mengirim uang ke orang tua saya di desa, membiayai adik saya... atau terkadang saya pulang ke kampung saya untuk berbagi inspirasi motivasi bersama anak-anak di sana... Saya tidak pernah malu dengan semua yang saya usahakan... karena semua itu menjadikan saya seperti yang antum lihat sekarang...” senyumnya mengembang hangat...

Wow... Allahu Akbar... sering saya tertegun dan merenungkan kisah “sederhana” yang ia sampaikan pada saya waktu itu. Seorang kuli yang mampu menginspirasi orang lain dengan luar biasa... subhanallah. Jika seorang mantan kuli bangunan saja bisa... maka pertanyaan bagi kita selanjutnya adalah...

“Apakahkita bisa melakukan yang lebih baik dengan kondisi kita jauh lebih beruntung daripadanya?”

Alhamdulillah... saya selalu bersyukur dapat bertemu dengan orang-orang sederhana namun begitu menginspirasi kisah hidupnya... terinspirasi dari banyak orang dan semoga menginpirasi lebih banyak orang lainnya...

Apapun impian Anda... milikilah! Dan jangan pernah lelah untuk mewujudkannya! Seperti sebuah sms dari seorang al akh yang kebetulan sampai saat tulisan ini saya buat...

“...kelelahan kita adalah kumpulan energi-energi untuk melintasi kelelahan-kelelahan berikutnya. Hingga kita tiada pernah lelah lagi... bahkan lelah itu telah lelah dengan sendirinya untuk mengejar kita... semangat akhi...”

(Jazakumullah kepada akh Aris Setyawan, TEP-IPB 41 atas kisah hidupnya yang menginspirasi tulisan ini)

Diceritakan kembali dengan bahasa yang “berbeda”... (Insya Allah perbaikan masih dibutuhkan)

To be continued...

Jumat, 25 Juni 2010

AMAZING,,! :D

1 x 8 + 1 = 9

12 x 8 + 2 = 98

123 x 8 + 3 = 987

1234 x 8 + 4 = 9876

12345 x 8 + 5 = 98765

123456 x 8 + 6 = 987654

1234567 x 8 + 7 = 9876543

12345678 x 8 + 8 = 98765432

123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11

12 x 9 + 3 = 111

123 x 9 + 4 = 1111

1234 x 9 + 5 = 11111

12345 x 9 + 6 = 111111

123456 x 9 + 7 = 1111111

1234567 x 9 + 8 = 11111111

12345678 x 9 + 9 = 111111111

123456789 x 9 +10= 1111111111

9 x 9 + 7 = 88

98 x 9 + 6 = 888

987 x 9 + 5 = 8888

9876 x 9 + 4 = 88888

98765 x 9 + 3 = 888888

987654 x 9 + 2 = 8888888

9876543 x 9 + 1 = 88888888

98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant kan?

dan lihat ini:

1 x 1 = 1

11 x 11 = 121

111 x 111 = 12321

1111 x 1111 = 1234321

11111 x 11111 = 123454321

111111 x 111111 = 12345654321

1111111 x 1111111 = 1234567654321

11111111 x 11111111 = 123456787654321

111111111 x 111111111 = 12345678987654321

Sekarang liat ini..

101%

Liat dengan seksama point ini :

Berapa hasil 100%?

Apa yang dimaksud dengan berikan lebih dari 100%?

Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?

Saya kasih semua kondisi dimana seseorang pengen GIVE OVER 100%.

How about ACHIEVING 101%?

What equals 100% in life?

Here's a little mathematical formula that might help

Answer these questions:

JIka :

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

sebanding dengan:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.

Maka :

H-A-R-D-W-O- R- K

8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%

Dan:

K-N-O-W-L-E-D-G-E

11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%

Tapi:

A-T-T-I-T-U- D-E

1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%

Kemudian. liat, bagaimana mencintai Allah (love of God) akan memberikan nilai :

L-O-V-E-O-F- G-O-D

12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%

Kesimpulannya didalam matematika:

While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will

get you there, It's the Love of God that will put you over the top!

It's up to you if you share this with your friends & loved ones just

the way I did..

Kamis, 13 Mei 2010

palestine

Blood like water,
bodies such as garbage,
night as day,
glow of the rocket, like fireworks in the evening.

A child throws a stone.
a girl loses interest,
spit on a soldier's mother loser,
a father loses his head.

Picture of a country,
subjugated the country.
picture of greed loser nation,
description of the signs of the end of the world.

Palestine,
we know you're not going to fall,
Palestine.
we know you will never quit.
Palestine.
We know there is victory in your tears.

We're sorry palestine,
we can only add to your burdens,
we do not help you,
we're still a loser,
but we promise this time will lift your name with the sacrifice,
will be lifted by one religion,
ISLAMIC rahmatan LILALAMIN

dep syiar sman58 jkt

Minggu, 09 Mei 2010

Cerita motivasi kisah "wortel" "telur" dan "kopi"

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

  • Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
  • Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
  • Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”


Sumber: http://ekojuli.wordpress.com/2009/04/16/cerita-motivasi-kisah-wortel-telur-dan-kopi/

Rabu, 28 April 2010


Nih dia yang ditunggu-tunggu.
Hehehe, :p

Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa yang suatu saat kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.

Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya. Tapi meski fitrah, tetap aja ada resikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.

Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini mustinya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya hayoo…) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail … bisa juga dalam rapat koordinasi.

Dari pengamatan penulis, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS ini….

“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat Anti. Amanah Anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun (seimbang). Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukht!”

“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Saya nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

Akhwat : “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan : “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”

(Halah… gombal semua tuh!!!)
Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi…”

“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”

“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….”

Oh .. nooo!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita simak penggalan berikut…

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:

”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:

“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”

Nah lo!!

Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak beresiko?
Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud … tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya.

Makanya… ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja … kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan .. ingat dia, mau tidur … ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-Rata Penuhkalamaan bisa kurus tuh? Trus …siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhawat. Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka seneng dan suka bila diberi perhatian … bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh … coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Juga .. jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang ngegombal….

Akhwat : “Ane pengin rihlah, ke syurga …”
Ikhwan : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukht v ^_^ )

Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.

Karena Aku Mencintaimu Wahai Ukhty… Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu Karena cintaku padamu, Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah Karena cinta ini, Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu, Ku tak ingin mempesonamu, Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum, Atau pun menaruh harap padaku. Maka biarlah… Aku bersikap tegas padamu, Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu, Biarkan aku bersikap dingin, Tidak mengapa kau tidak menyukai aku, Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku…. Semua itu karena aku mencintaimu, Demi keselamatanmu, Demi kemuliaanmu.

So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagu bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukht … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antunna tidak suka terombang-ambing kan? Antunna lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antunna dengan datang ke orang tua Antunna. Itu … baru deh, oke. Waspadalah …waspadalah …

SO SEMUANYA … WASPADAI GOMBALISASI!!!