Selasa, 11 November 2014

( IBADAH ) PERBANYAKLAH BERTAUBAT DENGAN SHALAT TAUBAT


Rasulullah Shallallahu Alaihi wassalam meriwayatkan sabda Rabb ‘Azza wa Jalla “…Wahai Anak Adam , jika kamu senantiasa berdoa kepadaKu, mengharapkanKu, meminta ampunan dari Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam, andaikan dosamu setinggi langit, kemudian kamu memohon ampunanKU, niscaya Aku aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, andaikan Kamu menemui-Ku dengan kesalahan seluas bumi, tetapi tidak mensekutukan-Ku dengan apapun, maka aku akan mengampunimu dengan ampunan seisi bumi..”

Setiap kita pasti memiliki dosa , kesalahan, noda dan aib. Jika demikian..apakah semua itu akan terus melekat dan kita berputus asa dari rahmat Allah akan ampunanNya..? Tidak sama sekali… karena Allah menyuruh kita untuk menuju pintu ampunanNya, maaf dan taubat.

Berbahagialah bagi orang yang mencuci bercak-bercak dosa dengan taubat, dan kembali terhindar dari segala kesalahan sebelum kesempatan hilang. Siapakah yang bisa selamat dari penyakit dunia? Siapakah yang selalu sehat dan tidak pernah sakit? Siapakah yang hidup, sedang kehidupannya tidak pernah bersanding dengan kematian? Siapakah yang umurnya tidak pernah berakhir….??

Jika kita merasa bergelimang dosa, dan maksiat membumbung tinggi sampai ke angkasa…kesadaran ini adalah satu anugrah. Lanjutkanlah dengan menghapus dosa , yang dapat dilakukan dengan shalat Taubat. Mari kita mengenal lebih dekat tentang shalat Taubat ini dan tata caranya menurut sunah Nabi ..!

Abu Bakar Ash-shiddiq Radiyallahu Anhu mendengar Rasulullahu shallallahu Alaihi Wassalam bersabda,

“ Tak seorang pun hamba mukmin yang memiliki dosa lalu ia bersuci dengan benar, kemudian bangun melakukan shalat dua rakaat memohon ampunan kepada Allah dari dosanya tersebut, melainkan Allah akan mengampuninya...” (Haidts Shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud 1521, at Tirmidzi 3006, Ibnu Majah 1395, An Nassai Ibnu Hibban 2/10

Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata kemudian ,” Rasulullah membaca firman Allah Subhanahu waTa’ala :

“ dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya diri, kemudian ia memohon ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (AN Nisa : 110)

Kita mulai dengan “ Bersuci yang benar” maksudnya berwudhu sesuai dengan sunah-sunnah wudhu, tertib dari awal hingga akhir mulai dari membaca basmalah hingga akhir wudhu.

“Tak seorang pun hamba yang mukmin” baik laki-laki maupun wanita, tidak ada perbedaan. “kemudian bangun” maksudnya bersiap-siap setelah wudhu untuk melakukan shalat. “ memohon ampun kepada Allah “ memohon ampunan atas dosanya yang merupakan penyebab ia melakukan shalat. Memohon ampun disini maksudnya taubat dengan penuh penyesalan, mencerabut dari dosa dan berazam untuk tidak kembali mengulang hal yang sama selamanya dan mengembalikan seluruh hak orang lain jika ada.

Demikian sangat jelas penjelas tentang keutamaan shalat taubat dimana ia merupakan sunnah Rasulullah dalam melakukannya. Shalat taubat bisa menghapus dosa dan menghapus segala kesalahan, mengangkat derajat , menambah kebaikan dan memupus keburukan. Oleha karena itu perbanyaklah melakukan shalat taubat semampumu. Inilah bagian dari rahamat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Allah pun membuka berbagai puintu taubat, melalui shalat taubat. Maksiat atau dosa yang ‘dicuci’ kemudian dengan thaharah melalui wudhu, dan pengakuan yang direfleksikan dengan berdiri di hadapan Allah, setelah itu ketaatan yang teraktualisasikan dalam shalat, kemudian berdoa kepada Allah dalam sujud dan beristighfar seusai shalat. Semua hal ini jika dilakukan bisa menjadi resep mujarab diterimanya taubat berapapun besarnya maksiat dan dosa yang telah kamu lakukan terhadap Allah dalam berbagai hakNya.


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?fref=ts

( QALBU ) MEWASPADAI PENYEBAB HATI YANG MATI


Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ

“Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (HR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183, Shahih Al-Jami’ no. 7435)

Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia berkata:

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” (HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)

Imam Nawardi di dalam kitabnya Adab ad Dunia wa ad Diin menyebutkan bahwa tertawa sesungguhnya kebiasaan yang dapat menyibukkannya dari melihat perkara-perkara penting, melalaikan dari berfikir terhadap berbagai musibah yang memilukan.

Orang yang banyak tertawa tidaklah memiliki kehormatan dan kemuliaan. Diriwayatkan Oleh Abu Idris al Khulani dari Abu Dzar al Ghifari berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Waspadalah kamu terhadap banyak tertawa. Sesungguhnya ia dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah (mu).

Jangan malu menangis karena insya Allah mata yang menangis pertanda hati yang sehat dan jernih. Ibnu Abbas berkata saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Ada dua mata yang tidak disentuh api neraka: Mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata semalaman berjaga di berjihad jalan Allah “ (HR. Tirmidzi)

“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al Qur’an ) dibacakan kepada mereka , mereka menyungkurkan wajah, bersujud dan mereka berkata “Maha suci Rabb kami; sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi,” Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk” (Al Isra 107-109)

Menangis adalah satu karunia Allah kepada kita. Berhati-hatilah jika kita termasuk orang yang tidak bisa meneteskan air mata akibat hati yang keras.

Bukan saja mata kita kering karena tidak ada air yang membasuhnya secara alami, tetapi juga kekeringan jiwa akibat terpaan angan-angan kosong duniawi yang terlalu berlebihan hingga menutupi nuraninya.

( Renungan Hati )

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih.

Umar berkata, ”Barangsiapa yang banyak tertawa maka sedikit kemuliaannya, barangsiapa yang bercanda maka dia akan diremehkan.”

Umar bin Abdul Aziz berkata, ”Bertakwalah kepada Allah dan waspadalah terhadap canda. Sesungguhnya canda dapat mewariskan kedengkian dan membawanya kepada keburukan.”
Wa billah at Taufiq (Fatawa al Azhar juz X hal 225)


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?fref=ts

( SEHAT ) MENDALAMI MANFAAT DARI HABBATUSSAUDA


BLACK SEED atau NIGELLA SATIVA dan yang lebih dikenal oleh umat Islam dengan nama Habbatussauda’ dipercaya berasal dari daerah Mediterania namun dikembangbiakan dibelahan dunia, termasuk Saudi, Afrika Utara, dan sebagian Asia. Bentuknya kecil dan berserabut, berukuran tidak lebih dari 3 mm panjangnya, BLACK SEED merupakan tumbuhan bunga fennel biasa (Nigella Sativa) keluarga buttercup (Ranunculaceae). Terkadang ada salah persepsi antara Nigella Sativa dengan tumbuhan herbal fennel (Foeniculum vulgare). Ada dua macam tumbuhan ini, berwarna ungu kebiru-biruan atau putih.

Pusat pertumbuhan bunga tersebut pada bagian cabang di semua tangkainya saat daunnya saling tumbuh berseberangan secara berpasangan. Daun di bagian bawah bentuknya kecil dan pendek, sedangkan bagian atas lebih panjang (6-10 cm). Batang bunga tersebut bisa mencapai ketinggian 12 sampai 18 inchi sehingga kebagian buahnya, BLACK SEED yang matang.

Dalam bahasa inggris, tanaman NIGELLA SATIVA lebih sering mengacu pada “Love in a Mist”. Selain itu NIGELLA SATIVA, yang lebih dikenal dan dipakai sejak masa dahulu ini juga disebut Shonaiz di Persia. Hal yang paling berhubungan tentang BLACK SEED adalah bahwa tumbuhan ini merupakan bagian dari sebuah pendekatan religius untuk kesehatan dan keseharian manusia.

( Hystoris )

Selama berabad-abad, minyak dan herba Black Seed telah digunakan oleh jutaan orang di Asia, Timur Tengah, dan Afrika untuk menjaga kesehataannya. Memiliki aroma, bentuk yang sama seperti biji wijen, namun berwarna hitam, black seed telah digunakan secara tradisional untuk berbagai keperluan dan penyembuhan penyakit yang berhubungan dengan sistem pernafasan, perut dan saluran pencernaan, gangguan pada lambung dan liver, sistem kekebalan tubuh, dan untuk menjaga kesehatan secara baik.

( Sekian Penelitian )

Pada tahun 1986, Dr Ahmad Al Qadhy dan rekan-rekannya melakukan penelitian di Amerika Serikat (AS) tentang pengaruh Habatussauda’ terhadap sistem kekebalan tubuh (imuniti) manusia. Penelitian yang dilakukan dalam dua tahap itu menghasilkan kesimpulan pertama: Kelebihan prosentase The Helper T-Cell atas suppresor cells ts mencapai 55% dan ada sedikit kelebihan atas killer cell orcytoxic sebanyak 30%.
Penelitian tahap kedua dengan melibatkan 18 sukarelawan yang badan mereka terlihat sehat dan segar. Mereka dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok diberi satu gram Habatussauda’ setiap harinya, dan kelompok lain diberi karbon. Selama empat pekan mereka mengkonsumsi Habatussauda’ dan karbon yang sudah dikemas dalam butir-butir kapsul.

Hasilnya, Habatussauda’ menguatkan tugas-tugas imuniti dengan tambahan prosentase The Helper T-lymphocytes cell atas supressor cell-ts. Jadi, sistem kerja Habatussauda’ dalam tubuh manusia adalah dengan memperbaiki, menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia terhadap berbagai penyakit.

Dalam sistem kekebalan tubuh manusia, Habatussauda’ adalah satu-satunya tatanan yang memiliki senjata khusus untuk menghancurkan segala macam penyakit. Sebab, setelah sel paghocytosis menelan kuman-kuman yang menyerang, ia membawa bakteri antigenic ke permukaannya, kemudian menempel dengan sel lymph, untuk mengetahui bagaimana susunan mikrobanya secara mendetil, lalu memerintahkan masing-masing sel T-lymphocytes untuk memproduksi antibodies atau sel T-spesific, khususnya adalah antigenic yang juga dibangkitkan untuk berproduksi.

Dinding sel B-Lymphocytes memiliki kurang lebih 100 ribu molekul dari antibodies yang saling bereaksi secara khusus dan dengan kemampuan yang tinggi dengan jenis khusus yang ditimbulkan oleh antigenic dalam mikroba. Antibodies menyatu dengan sel T- Lymhocytes, lalu bersama-sama dengan antigenic melawan mikroba, sehingga mikroba tidak dapat berkerja dan sekaligus bisa menghancur- kannya.

Menurut Dr. Al Qadhy, Habbatussauda’ juga mempunyai kemampuan lain, seperti untuk melawan bermacam-macam virus, kuman dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia.

“Karena itu, kami dapat menetapkan bahwa di dalam Habatussauda’ terdapat kesembuhan untuk segala macam penyakit. Karena peranannya yang menguatkan dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh, suatu sistem yang di dalamnya ada kesembuhan dari segala macam penyakit, yang bereaksi terhadap segala sebab yang menimbulkan penyakit, yang memiliki kemampuan awal untuk memberikan kesembuhan secara sempurna atau sebahagian di antaranya untuk menyembuhkan segala penyakit,” ungkap Al Qadhy.

“Kata syifa’ dalam bentuk indefinitif di berbagai hadits juga menguatkan hasil kesimpulan ini, yang tingkat kesembuhannya berbeda-beda, tergantung pada kondisi sistem kekebalan tubuh manusia itu sendiri, jenis penyakit, sebab-sebab dan periodisasinya. Dengan bentuk keumuman lafazh dalam hadits, dapat ditafsiri sebagai suatu kesesuaian dengan berbagai pendapat di atas, yang disampaikan oleh para pen-syarh hadits,” imbuhnya.

Berdasarkan keterangan diatas, insya Allah penyakit seperti Systemic Lupus Erythematosus yang kata dokter belum diketahui penyebabnya pun bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi Habatussauda’ secara teratur. Bagaimana dengan AIDS dan flu burung serta SARS? Mengapa tidak, tinggal kita buktikan saja kan?

Selain itu, Habatussauda’ juga digunakan secara tradisional untuk beberapa keadaan seperti untuk menghasilkan kulit muka yang cerah, membantu merawat batuk dan asma, kencing manis, selsema, keguguran rambut, tekanan darah tinggi, masalah untuk tidur, sakit-sakit otot dan sendi, rasa loya dan muntah, mengurangkan kolesterol, merawat batu karang dan sebagainya.

Ibnu Sina di dalam bukunya Canon of Medicine menyatakan, Habatussauda’ dapat merangsang tenaga dan membantu pemulihan kepenatan dan semangat.

Ibnu Qayyim di dalam bukunya Medicine of the Prophet menyatakan Habatussauda’ berupaya memulihkan penyakit-penyakit seperti batuk, bronchitits, masalah perut, kecacingan, masalah kulit seperti jerawat, sakit senggugut dan haidh yang lain, menambah susu badan, menambah pengaliran air liur dan sebagainya.

Dr Ahmad Elkadi juga membuat kajian dan mendapati Habbatus sauda mempertingkatkan daya tahan sakit (immune system). Antara bahan-bahan kandungan Habatussauda’ ialah Fixed Oil (saturated dan unsaturated), Minyak-minyak Asas (sterol, thymohydroquinone, carvone, limonine, cymene), Alkaloids, Saponin dan Asid Amino.

Di bawah ini kami sertakan 7 ciri-ciri utama Habatussauda’ :

1. Nilai pemakanan

Habatussauda’ kaya dengan:
– monosaccharide glukosa, xylosa dsb.
– polysaccharide
– fatty acid yang tidak tepu (unsaturated essential fatty acids, EFA). EFA tidak boleh dihasilkan oleh badan kita, oleh itu sumber utamanya ialah dari pemakanan
– amino acid yang membentuk protein
– karotene iaitu sumber vitamin A
– kalsium, zat besi, dsb.

2. Sistem imunisasi

Kajian yang dilakukan di Arab Saudi mendapati, Habatussauda’ berupaya meningkatkan sistem imunisasi anda (daya melawan penyakit). Oleh itu ia mungkin penting dalam pengobatan kanker, AIDS dan penyakit-penyakit berkaitan yang lain.

3. Anti-histamine

Histamine ialah bahan yang dikeluarkan oleh sel-sel mast di dalam badan yang menyebabkan kesan-kesan allergik (alahan). Habatussauda’ mengandung bahan yang menghalang protein kinase C, sejenis bahan yang mencetus penghasilan histamine. Oleh karena penghidap penyakit asma selalunya mengalami masalah alahan, Habatussauda’ mungkin baik di konsumsi secara berkelanjutan oleh penderita penyakit ini.

4. Anti-tumor

Kajian in vitro mendapati Habatussauda’ berupaya menghalangi pembentukan sel-sel tumor. Oleh itu, ia baik untuk digunakan untuk membantu menghalang penyakit kanker.

5. Anti-bakteria

Penyelidikan ke atas bahan ini mendapati ia mempunyai aktiviti anti-bakteria . Habbatussauda’ didapati berupaya mengawal bakteria seperti E.coli, V.cholera dan spesies Shigella. Ini bermakna Habatussauda’ baik untuk mereka yang menghidap beberapa jenis penyakit seperti cirit-birit dan masalah-masalah perut yang lain.

6. Anti-radang (anti-inflammation)

Habbatussauda’ juga bisa mengurangi radang (bengkak). Oleh karena itu ia baik untuk penyakit asma (mengurangkan radang dalam paru-paru), eczema (alergi yang menyebabkan gatal, kulit merah dsb.) dan arthritis (bengkak sendi).

7. Melancarkan keluarnya susu ibu (ASI)

Kombinasi lemak dan hormon yang didapati di dalam Habatussauda’ menyebabkan pengeluaran susu ibu yang menyusukan bayi jadi bertambah banyak. Wallahu A’lam…

( Dalil Hadits )

Dari ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Habbatussauda’ ini adalah obat dari segala penyakit, kecuali as-Saam”. Aku berkata (Perawi hadits ini, yakni Khalid bin Sa’ad): “Apa itu as-Saam?”, lalu dijawab (yakni oleh Ibnu Abi Atiq): “Kematian”. (HR. Bukhari)

Dan didalam riwayat yang lainnya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada satupun penyakit melainkan didalam Habbatussauda’ terdapat kesembuhan baginya, kecuali kematian”. (HR. Muslim)

Setelah membaca penjelasan diatas, masihkah kita ragu untuk segera beralih dan mengkonsumsi obat-obatan herbal atau thibbun nabawi yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang salah satunya adalah Habbatussauda’?? Bagi orang yang beriman, tentunya obat-obatan thibbun nabawi akan dijadikan pilihan nomor satu. Wallahu A’lam


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?fref=ts

Sekitar Dua Ribu Pengurus Rohis Meriahkan Perkemahan Rohis Nasional


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lebih dari dua ribu pengurus rohis (rohani islam) di berbagai sekolah, dijadualkan akan memeriahkan acara Perkemahan Rohis Nasional.

Kegiatan yang mengambil tema Aku Bangga Menjadi Muslim Indonesia tersebut, akan berlangsung selama empat hari, 11-15 Nopember di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.

Menurut Direktur Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Amin Hedari, hal tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia yang multi-etnis, multi-agama dan multi-budaya.

''Kegiatan empat hari ini akan diisi diskusi keagamaan, pemberian materi kepemimpinan, out bound dan kegiatan ritual Islam yang dilakukan secara berjamaah seperti tahajud, shalat dhuha dan mengaji Alquran,'' papar Amin Hedari di Jakarta, Selasa (11/11).

Ia mengungkapkan, faham intoleransi mengatasnamakan agama mesti dicegah sejak dini. Terutama bagi remaja, perlu benteng yang kukuh dalam menjaga mereka dari faham radikal, di antaranya dengan memahamkan soal Islam yang rahmatan lil alamin.

Terkhusus remaja Muslim, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) memulainya dengan membidik kelompok remaja Rohani Islam (Rohis) di SMA dan SMK yang merupakan salah satu komponen dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

"Masa remaja ialah saat mereka menyerap segala informasi dan ingin menunjukkan identitas diri, maka ini yang perlu kita kawal," kata AminHedari dalam Konferensi Pers penyelenggaraan Perkemahan Rohis Nasional pada 11-15 November di Bumi Perkemahan Cibubur, Selasa (11/11).

Kegiatan perkemahan, kata Amin, merupakan salah satu langkah nyata mencegah potensi penyusupan faham radikal di tubuh rohis, terlebih sejak peristiwa penangkapan tiga siswa SMK di Klaten Jawa Tengah yang merencanakan peledakan bom.

Kemenag berkepentingan, sebab salah satu tanggung jawab direktoratnya ialah memunculkan generasi muda yang memiliki pandangan keagamaan yang inklusif dan toleran yang akan menjadi calon pemimpin bangsa yang bisa mengayomi semua.

"Agar remaja terbuka pandangannya, bahwa agama itu luhur, semua agama memerintahkan dakwah dengan sejuk dan santun," kata Amin Hedari menambahkan.

( IBADAH ) KISAH-KISAH PEMBANGKIT SEMANGAT MERUTINKAN SHALAT MALAM


Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah S.A.W Bersabda artinya, “Semoga Allah swt memberikan rahmat seorang suami yang bangun malam untuk shalat kemudian membangunkan istrinya, apabila istrinya menolak ia percikan air kemuka istrinya, semoga Allah memberikan rahmat kepada seorang istri yang bangun dan shalat kemudian membangunkan suaminya, apabila suaminya menolak ia percikan air ke wajah suaminya “ (HR. Abu Daud).

Salah seorang ulama terdahulu bangun di malam yang sangat dingin, saat meletakkan tangannya di bejana air, beliau merasakan sakit karena saking dinginnya air itu, beliau ingin kembali ke atas tempat tidur dan tidak wudhu, namun beliau paksakan mencelupkan tangannya ke dalam air seraya berkata: “sungguh ini lebih ringan daripada panasnya api jahanam”

Sebagian ulama salaf melaksanakan Shalat subuh dengan wudhu Shalat isya’nya.

Sebagian lagi Shalat subuh dengan wudhu Shalat Isya selama 40 tahun.

Apakah ini terjadi begitu saja? Tidak, semuanya membutuhkan proses dan perjuangan.

Tsabit Al Banani berkata, “Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu. Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.

Beginilah keadaannya, selalu dalam peperangan menghadapi dirinya dan setan.

Sebagian mengatakan: “dulu bangun malam amat sulit untukku, aku berjuang sekuat tenaga sehingga aku bisa menikmati lezatnya selama dua puluh tahun.

‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhu berkata, “Satu raka’at shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari.”

Al-Hasan berkata: Bersungguh-sunnguhlah (untuk beribadah) pada waktu malam dan perpanjanglah shalat kalian sehingga waktu menjelang pagi, kemudian duduklah untuk berdo’a, merendahkan diri (di hadapan Allah) dan beristigfar

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua raka’at maka ia dianggap telah bermalam karena Allah Ta’ala dengan sujud dan berdiri.” (Disebutkan oleh An Nawawi dalam At Tibyan 95)

Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri , “Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya.” Al Hasan berkata, “Karena mereka selalu bersendirian dengan Ar Rahman -Allah Ta’ala-. Jadinya Allah menghadiahkan sebagian dari cahaya-Nya pada mereka.”

Abu Sulaiman AD Darani berkata: “ahli ibadah melewati malamnya lebih lezat dari para pencari kenikmatan duniawi, kalau tidak karena Shalat malam maka aku bosan tinggal di dunia”

WAHAB bin munabbih berkata: “Shalat malam akan mengangkat derajat orang yang lemah, memuliakan orang yang terhina, puasa di siang hari akan menjauhkan seorang hamba dari godaan syahwat dan tidak ada waktu istirahat bagi seorang mukmin sebelum surga”

Ada yang berkata pada Ibnu Mas’ud, “Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam.” Beliau lantas menjawab, “Yang membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat.”

Lukman berkata pada anaknya, “Wahai anakku, jangan sampai suara ayam berkokok mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap tidur.” (Al Jaami’ li Ahkamil quran)”

Ibnu Abbas berkata: “barangsiapa yang ingin dimudahkan oleh Allah dari lamanya berdiri pada hari kiamat maka hendaklah dia terlihat oleh Allah dalam keadaan sujud dan berdiri di kegelapan malam takut akan akhirat dan berharap rahmat Allah”

Mereka adalah hamba-hamba Allah yang menghabiskan waktu malamnya dalam sujud dan berdiri, menegakkan Shalat, mengangkat dirinya dari empuknya kasur, heningnya malam, mereka kalahkan godaan tidur, mengutamakan bermunajat pada Allah, mengharap pahalanya dan takut akan siksanya.

Saat kematian mendatangi Ibnu Umar, beliau berkata: “saya tidak sedih meninggalkan urusan dunia ini kecuali rasa haus dalam hijrah dan nikmatnya Shalat malam”

Shalat malam adalah menjauhkan diri dari keramaian hidup, bermunajat dengan Dzat yang Maha mulia, memohon ampunan dan maghfirohNya, mengharap belas dan kasihNya…Allahu Akbar….mereka tidak bisa menikmati tidur karena mengingat sepinya kubur, beratnya beban pada hari kebangkitan tatkala dibangkitkan semua yang ada di kubur, di buka semua yang di dada.

Oleh karenanya, Qotadah berkata: “orang munafiq tidak akan pernah (bisa) menghabiskan waktu malamnya dalam ketaatan”

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah: 16-17)

Bahkan kita bisa mendapatkan bagaimana orang-orang terdahulu berlomba-lomba mengajak orang lain untuk mendapatkan keutamaan ini. Salah seorang di antara mereka apabila bangun di waktu sahur sementara kebanyakan penduduk masih pada terlelap dalam tidurnya, beliau berkata dengan suara keras: “wahai manusia, wahai manusia..apakah kalian tidur sepanjang malam? Kenapa kalian tidak Shalat malam???

Sufyan ats-Tsauri mengatakan: “Hanya karena satu dosa, aku kehilangan sholat malam selama lima bulan.” Ia ditanya,”apa dosa tersebut?” Ia menjawab,”Ketika aku melihat orang yang menangis, aku berkata dalam hatiku, ‘orang ini menangis karena ingin dipuji oleh orang lain.”

Atha’ ibn Abi Rabah berkata “Sesungguhnya qiyamul lail itu menghidupkan badan, menerangi hati, membuat air muka bercahaya serta menguatkan penglihatan dan anggota badan, seseorang apabila melaksanakan qiyamul lail akan merasakan kegembiraan dan apabila terlewat qiyamul lailnya maka ia akan merasa sangat sedih seakan-akan ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga “ (Al-bidayah wa Nihayah 9/294).

Inilah yang dianjurkan oleh Imam Muhammad bin Sirrin “Hendaklah kalian laksanakan qiyamul lail walaupun hanya sesusuan sapi.” (Azzuhud : 306).

Diceritakan lebih dari satu dari kalangan mereka (generasi awal) bahwa tidak ada hal yang paling mereka sesalkan apabila mereka tinggalkan dalam kehidupan dunia ini kecuali “Puasa diwaktu terik matahari dan shalat ditengah malam”.

Kecintaan mereka kepada qiyamul lail sampai menjadikan mereka merasa sangat sedih apabila malam pergi dan siang datang. Imam Sufyan Atsauri berkata “apabila datang waktu malam aku sangat bahagia dan apabila datang waktu siang aku sangat sedih” (Al-Jarh Wa Ta’dil 1/85).

Abu Yazid memberitakan tentang keadaan Imam Sufyan Atsauri “bahwa apabila datang waktu pagi beliau meluruskan kakinya ke atas tembok dan meletakan kepalanya ke tanah agar darah kembali ke posisinya semula karena qiyamul lailnya yang begitu panjang” (Al-Jarh Wa Ta’dil 1/95).

Karena semangatnya dalam melaksanakan ibadah ini, mereka jadikan ini sebagai pesan utama dari generasi ke generasi. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muawiyah bin Qurrah bahwa apabila selesai melaksanakan shalat isya’ ayahnya berpesan kepada anak-anaknya “Wahai anak-anakku segeralah kalian tidur mudah-mudahan Allah SWT mengaruniakan kalian kebaikan (Qiyamul Lail)” (Az zuhud imam Ahmad 187).

Dari Utsman bin Hukaim, dia bekata, “aku pernah mendengar Sa’id bin Musayyib berkata, ‘selama 30 tahun, setiap kali para muadzin mengumandangkan adzan, pasti aku sudah berada di masjid.”

Beliau juga pernah mengatakan, “aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama dalam shalat selama 50 tahun. Aku juga tak pernah melihat punggung para jamaah, karena aku selalu berada di shaf terdepan selama 50 tahun.”

Saat penglihatan beliau mulai melemah seseorang berkata kepada beliau, bawalah obor bersamamu agar menerangi jalan. Beliau berkata: “cukuplah bagiku cahaya Allah”.

Seorang ulama salaf menangis saat mau meninggal, ketika ditanya apa yang membuatmu menangis? Beliau menjawab: “aku menangisi hari dimana aku tidak puasa dan malam dimana aku tidak bangun”

Ibnu Jauzi berkata: “kalau Shalat malamku ditukar dengan usia Nahi Nuh dalam kekayaan Qorun niscaya aku akan rugi”

“Setan mengikat pada ujung kepala salah seorang diantara kalian jika tidur dengan tiga ikatan. Masing-masing ikatan mengatakan : “Engkau masih memiliki malam yang panjang, maka tidurlah!’ Jika ia bangun lantas menyebut nama Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudlu, maka lepaslah ikatan berikutnya. Dan jika ia mengerjakaan sholat, maka terlepaslah satu ikatan lagi, sehingga keesokan harinya ia menjadi giat, demikian juga jiwanya akaan menjadi baik. Jika tidak demikian, maka keesokan harinya ia menjadi kotor jiwanya lagi pemalas.” (HR. Muslim 1163).

Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.” (‘Amir bin ‘Abdi Qais)


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?fref=ts

( TELADAN ) GENERASI EMAS ISLAM DIMASA SHAHABAT NABI MUHAMMAD S.A.W


Allah SWT meminta kaum muslimin untuk meneladani Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam melaksanakan Islam, yaitu dengan mengikuti jejak generasi emas tersebut, dan menghubungkan diri mereka dengan generasi tersebut dalam amaliyah sehari-hari. Karena merekalah generasi unik yang menjalan Islam dengan sempurna dan paripurna. Mereka tahu, dan mengetahui mereka lurus. Mereka paham, dan pemahaman mereka itu baik. Merekalah generasi iman dan tauhid, generasi ibadah dan keikhlasan, generasi keadilan dan konsistensi, generasi kesabaran dan keteguhan, generasi jihad dan heroisme. Itulah generasi para sahabat yang mulia yang wajib dikaji oleh kaum Muslimin.

Allah SWT berfirman,

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS Al-Hasyr : 9)

Cinta kepada para sahabat merupakan bagian dari agama dan keimanan, sedangkan mencaci dan membenci para sahabat adalah bagian dari kesesatan dan kehinaan.

Dari Abu Sa’id, ia berkata, “Saat terjadi pertengkaran antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin ‘Auf, Khalid mencaci Abdurrahman. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian mencela seorang sahabatku, karena seandainya salah seorang dari kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud, maka pahalanya tidak bisa menyamai infak mereka sebanyak satu gantang, dan tidak pula separonya.”

Dari ‘Imran bin Hushain RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik umatku adalah yang sezaman denganku, kemudian yang sesudah mereka, kemudian yang sesudah mereka.” ‘Imran berkata, “Aku tidak tahu, apakah beliau menyebut dua atau tiga zaman sesudah zaman beliau.”

Dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit. Kalau bintang-bintang itu hilang, maka penghuni langit akan menerima apa yang diperingatkan kepada mereka. Aku adalah pengaman bagi sahabat-sahabatku. Kalau aku telah pergi, maka datanglah kepada para sahabatku apa yang diperingatkan kepada mereka. Dan para sahabatku adalah pengaman bagi umatku. Kalau para sahabatku itu telah pergi, maka datanglah kepada umatku apa yang diperingatkan kepada mereka.”

Dari Anas RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Tanda iman adalah cinta kepada para sahabat Anshar, dan tanda kemunafikan adalah membenci para sahabat Anshar.” Nabi SAW juga bersabda tentang sahabat-sahabat Anshar, “Tidak ada yang mencintai mereka selain orang mukmin, dan tidak ada yang membenci mereka selain orang munafik.”

Semua sahabat adalah adil, tsiqah, dan tsabat. Karena Allah telah menilai mereka adil dan mengabarkan kesucian mereka. Nabi SAW pun menilai mereka bersih dan menjelaskan keutamaan mereka. Bagaimana mereka tidak berada dalam kedudukan tersebut, sedangkan mereka adalah manusia-manusia yang dipilih Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya SAW.

Ibnu Mas’ud RA berkata, “Sesungguhnya Allah melihat hati para hamba, dan mendapati hati Muhammad SAW itu sebaik-baik hati para hamba. Karena itu, Allah memilihnya bagi diri-Nya dan mengutusnya untuk membawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba sesudah hati Muhammad SAW, dan Allah mendapati hati para sahabatnya sebaik-baik hati para hamba. Karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai kaki tangan Nabi-Nya yang berperang di atas agamanya. Jadi, apa yang dilihat kaum muslimin sebagai sesuatu yang baik, maka ia juga baik di sisi Allah. Dan apa yang mereka lihat sebagai sesuatu yang jelek, maka ia juga jelek di sisi Allah.”

Allah SWT berfirman,

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ﴿٢٩﴾

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Fath : 29)

Allah SWT berfirman,

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١٠٠﴾

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9]: 100)

Betapa bagus kesimpulan yang diambil Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dari ayat ini. Ia mengatakan, “Allah meridhai para sabiqun tanpa syarat ihsan (berbuat baik). Di antara tindakan mengikuti sahabat dengan berbuat baik adalah bersikap ridha kepada mereka, memohonkan ampunan bagi mereka, dan meneladani mereka.


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?fref=ts

( IMAN ) KUNCI SUKSES IALAH, BERSEGERA DALAM BERAMAL SHOLEH


Di zaman serba digital sekarang ini, menuntut ilmu agama sangat mudah. Asal mau saja gampang sekali untuk tahu tentang hukum syara. Pengajian juga bertebaran di mana-mana, di televisi atau di majelis taklim lingkungan tempat tinggal/bekerja. Artikel keislaman pun sangat mudah diakses di dunia maya/internet. Jadi tak ada alasan “tidak tahu” atas suatu kewajiban yang diperintahkan Alloh atau atas suatu hal yang dilarang Alloh. Bukan jamannya lagi “tidak tahu” dijadikan sebagai alasan pembenaran atas suatu pelanggaran aturan syara. Sebagai contoh, saat sekarang rasanya tidak mungkin ada seorang muslimah yang tidak tahu kewajibannya menutup aurat. Apalagi bagi mereka yang tinggal di kota. Namun kenyataannya masih amat banyak muslimah yang justru memamerkan auratnya. Penyebabnya cuma satu: tidak bersegera dalam kebaikan dan menerima seruan Alloh. Jadi bukan karena “tidak tahu” tapi lebih karena “tidak mau tahu”.

Allah SWT telah berfirman, ” Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan berbagai macam kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dengan disertai rasa harap dan cemas. Dan mereka pun senantiasa khusyu’ dalam beribadah kepada Kami.” (QS. Al Anbiyaa : 90).

( Sebuah Pelajaran )

Suatu ketika tiba-tiba mataku tertumbuk pada seorang lelaki tua yang sedang berjalan di sisi kiri jalan. Sangat kurus hingga terlihat jelas lekuk-lekuk tulang tubuhnya. Beban berat kayu bakar yang dipikulnya, semakin membuat badannya terbungkuk-bungkuk. Aku benar-benar tertegun. Seharusnya orang seumuran itu adalah saatnya beristirahat. Berjuta tanya bergelayut di hati. Kemana anak cucunya, sehingga si kakek masih harus bekerja keras menguras tenaga? Atau ia sebatang kara? Hatiku miris, betapa di jaman modern seperti ini masih ada yang menjajakan kayu bakar. Saat gas elpiji sudah begitu praktis digunakan, pembeli kayu bakar pasti amat langka.

Motor yang dikendarai temanku semakin jauh melaju. Bayang-bayang kakek tua semakin samar dari kejauhan. Baru aku tersadar, betapa merasa diri amat bodoh. Seharusnya kami berhenti tadi. Menyambangi kakek tua, membeli kayu bakarnya. Meski aku pun tak tahu untuk apa dan bagaimana cara membawanya. Yang penting beban berat di pundaknya tak ada lagi. Tak tega rasanya. Dan ini membuatku merasa bersalah.

Saat itu juga langsung kami putuskan untuk berhenti. Menunggu kakek tua di pinggir jalan, sebelum akhirnya kami kembali balik arah menuju si kakek. Betapa kecewa hatiku karena si kakek telah ” menghilang”. Ditunggu hampir satu jam pun tidak kunjung muncul.

Besoknya aku menuju ke tempat yang sama di waktu yang sama. Namun hasilnya nihil. Sampai berhari-hari hingga waktu liburanku di kampung habis, aku tetap tak bisa menjumpai si kakek tua. Jujur, aku sangat menyesal. Penyesalan yang menyesakkan dada, bahkan tetap terpikirkan sampai sekarang. Penyesalan yang tiada guna.

Dari peristiwa itu aku belajar. Sebuah pelajaran hidup yang cukup menampar yaitu untuk tidak menunda-nunda dalam kebaikan. Menolong seseorang yang lemah siapapun ia, dimanapun dan kapanpun, haruslah dengan sesegera mungkin. Tidak perlu terpikir apa-apa. Niatkan semua karena Alloh. Betapa bodohnya, telah diberiNya kesempatan bertemu orang lemah, untuk berbagi dan berbuat baik tapi tersia-sia. Bukankah Islam telah mengajarkan untuk beramal baik tanpa mengulur-ulurnya: dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amal-amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia. (H.R. Muslim)

( Peluang )

Bersegera dalam kebaikan sangat ditekankan dalam Islam. Bisa jadi kesempatan berbuat baik akan terlewatkan jika tidak bersegera. Sebab waktu tak bisa diputar, kesempatan belum tentu datang dua kali. Betapa pentingnya manusia untuk selalu menghargai waktu. Sehingga bisa tergolong orang-orang yang beruntung.

Sirwa’ah ‘Ukbah bin Al-Harist ra. Berkata, “Saya shalat Ashar di belakang Nabi saw. di Madinah setelah salam beliau terus cepat-cepat bangkit melangkahi leher barisan para sahabat menuju kamar salah satu istrinya. Para sahabat terkejut atas ketergesaannya itu kemudian beliau keluar dan melihat para sahabat terkejut atas ketergesaannya itu beliau bersabda, “Aku ingat sepotong emas dan aku tidak ingin terganggu karenanya maka aku menyuruh untuk membagikannya.” (H.R. Bukhari)

Dari Jabir ra. mengatakan bahwa pada perang Uhud ada seseorang bertanya kepada Nabi saw, “Apakah tuan tahu, seandainya saya terbunuh maka di manakah tempat saya? Beliau menjawab, “Si dalam surga. Kemudian orang itu melemparkan biji-biji korma yang ada di tangannya lantas maju perang sehingga ia mati terbunuh. (H.R. Bukhari-Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. mengatakan bahwa ada seseorang datang kepada Nabi saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya? Beliau menjawab, “Yaitu kamu sedekah sedangkan kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih ingin kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda sehingga bila nyawa sudah sampai di tenggorokan (sekarat) maka kamu baru berkata: untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris) (H.R. Bukhari dan Muslim).

Bersegera dalam kebaikan semoga bisa menjadi denyut jantung setiap muslim. Kala tahu ada kewajiban yang belum tertunaikan, ia segera melakukan. Saat tahu ada perbuatannya yang salah, ia segera bertobat. Tanpa menunggu tua. Karena usia adalah rahasia Alloh. Kematian bisa datang kapan pun tanpa pernah diduga. Cukuplah nasihat kematian sebagai motivasi untuk bersegera dalam kebaikan. Bersegera dalam menyambut seruan Alloh SWT. Semoga


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?fref=ts

( KIAMAT ) MENGENAL TIGA KELOMPOK MANUSIA DIHARI PEMBALASAN


Manusia terbagi menjadi tiga kelompok atau tingkatan, selain kelompok yang dimuliakan oleh Allah. Kelompok yang dimuliakan oleh Allah adalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi SAW menyebutkan, Allah memberitahukan kepadanya bahwa pada hari kiamat, ada sekitar 70 ribu orang dari kalangan umatnya yang masuk surga tanpa hisab. Setiap satu orang membawa 1000 orang. Dalam riwayat lain disebutkan, setiap satu orang membawa 70 ribu orang dan tiga hatsiyat Allah semesta alam. Ketika ditanya mengenai ciri-ciri mereka, beliau menjawab, “Mereka tidak menghambakan diri dan tidak mau juga diperbudak, mereka tidak percaya pada pertanda-pertanda sial dan hanya kepada Tuhan mereka sajalah meraka bertawakal.” (HR MUSLIM)

Abu Hamid Ghazali berkata, “Mereka yang masuk surga tanpa hisab, tidak perlu diambilkan neraca ataupun catatan amal perbuatan, memiliki surat semacam surat izin yang bertuliskan, ‘La ilaha illaLLah Muhammad Rasulullah’. Ini adalah surat izin Fulan bin Fulan. Dosanya telah diampuni, dia akan bahagia selamanya.”

Adapun orang-orang selain mereka, terbagi dalam tiga kelompok :

( Kelompok Pertama )

Kelompok pertama ini terdiri atas orang-orang yang bertakwa. Mereka tidak pernah melakukan dosa besar. Berbagai kebaikan mereka diletakkan di sisi penimbang amal yang bercahaya. Sedangkan, dosa-dosa kecil mereka-itu pun jika ada- diletakkan pada sisi penimbang yang satu lagi. Allah tidak menjadikan dosa-dosa kecil itu memiliki berat karena Dia telah menghapusnya. Sisi penimbang amal cahaya pun turun ke bawah karena berat kebaikan yang ada padanya. Sisi penimbang amal yang bercahaya ini turun hingga menyentuh tanah., sedangkan sisi penimbang amal yang satunya lagi naik ke atas dan berada pada bagian puncak. Rasulullah berjanji bahwa dosa-dosa kecil akan diampuni jika dosa-dosa besar dijauhi. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits ke dalam kitab shahihnya, “Salat lima waktu, ibadah Jum’at ke Jum’at berikutnya, Puasa Ramadan ke Ramadan tahun berikutnya, mengandung kafarat (penghapusan dosa) bagi rentang waktu antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.”

Oleh karena itu pada hari kiamat, dosa-dosa kecil orang-orang dalam kelompok pertama ini tidak memiliki bobot. Dosa besar hanya dapat ditebus dengan taubat nasuha / taubat yang sungguh-sungguh, yaitu menyesali perbuatan, tidak mengulangi lagi, shalat taubat, perbanyak perbaikan menambah amal shalih dan perbanyak istighfar

( Kelompok Kedua )

Perbuatan baik orang-orang yang termasuk dalam kelompok kedua ini diletakkan pada sisi penimbang amal yang bercahaya. Sedangkan, perbuatan buruk mereka diletakkan pada sisi penimbang amal yang gelap. Dosa-dosa besar yang penah mereka lakukan, bobotnya amat berat. Barangsiapa bobot amal perbuatan baiknya lebih berat, walaupun bedanya hanya sekecil telur kutu, dia masuk surga. Sebaliknya, barang siapa amal bobot amal perbuatan buruknya lebih berat, walaupun bedanya hanya sekecil telur kutu, dia masuk neraka. Jika bobot timbangannya sama berat, Allah akan mengampuninya.

Orang-orang dengan bobot timbangan seperti ini, berada di antara surga dan neraka. Mengenai permasalahan ini, akan dibahas secara khusus pada bagian selanjutnya. Ini jika dosa-dosa besarnya hanya antara seseorang dengan Allah. Sedangkan, jika seseorang memiliki tanggung jawab atau beban yang harus dipikulnya, lain lagi urusannya. Misalnya, seorang memiliki kebaikan yang banyak. Pahala kebaikan orang itu dapat berkurang sesuai dengan besarnya balasan bagi perbuatan buruknya. Hal ini bisa terjadi karena tanggung jawab atau beban yang harus dipikulnya juga banyak sehingga dia harus memikul dosa-dosa orang yang dizhaliminya. Kemudian, orang itu disiksa.

Ahmad bin harb berkata, “Pada hari kiamat, umat manusia dibangkitkan dalam tiga kelompok . Kelompok orang yang kaya amal salehnya, kelompok orang yang miskin amal salehnya, dan kelompok orang yang kaya amal salehnya, tetapi berubah menjadi orang yang miskin amal salehnya atau bangkrut. Kelompok yang terakhir ini banyak memikul tanggung jawab dan beban orang lain karena pernah melakukan kezaliman terhadap orang lain.”

Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Jika anda bertemu dengan Allah dengan membawa 70 dosa yang hanya terkait hubungan antara diri anda dengan Allah, dosa itu masih lebih ringan dibandingkan dengan sebuah dosa yang berkaitan antara diri Anda dengan orang lain.”

Hal ini karena Mahakarya dan Mahamulia. Sedangkan, umat manusia fakir dan miskin. Pada hari itu, mereka membutuhkan nilai kebaikan, meskipun hanya satu sehingga dapat menghapus satu nilai keburukan. Dengan demikian, timbangan kebaikannya makin berat.

( Kelompok Ketiga )

Kelompok ini khusus orang-orang kafir. Kekufurannya diletakkan pada sisi penimbang amal yang gelap. Mereka tidak memiliki satu pun kebaikan sehingga tidak ada amal yang diletakkan pada sisi penimbang yang bercahaya. Sisi penimbang tersebut tetap kosong dari kebaikan. Kemudian, Allah memerintahkan orang-orang kafir ini berjalan menuju neraka. Semuanya disiksa sesuai dengan kadar dosa yang telah dilakukannya.

Dosa-dosa kecil orang-orang yang bertakwa dapat dihapuskan oleh upaya mereka menjauhi dosa-dosa besar. Mereka diperintah oleh Allah untuk masuk surga. Setiap orang diantara mereka memperoleh ganjaran sesuai dengan kebaikan dan ketaatan yang telah dilakukannya. Kedua kelompok (kelompok pertama dan ketiga) inilah yang disebutkan oleh Allah di dalam ayat-ayat Al-Qur’an terkait dengan penimbangan amal perbuatan manusia karena Allah hanya menyebutkan siapa saja yang memiliki bobot amal saleh yang berat, dia kekal di dalam surga. Sebaliknya, barangsiapa bobot kebaikannya ringan, dia kekal di dalam neraka.

Amal perbuatan orang-orang takwa ditimbang untuk menujukkan keutamaan mereka. Sedangkan, amal perbuatan orang-orang kafir ditimbang untuk menunjukkan kehinaan dan kerendahan mereka. Amal perbuatan orang-orang kafir ditimbang untuk mencela mereka karena tidak ada satu pun kebaikan yang mereka miliki. Amal perbuatan orang-orang takwa ditimbang untuk memuji keadaan mereka karena tidak ada satupun keburukan yang mereka miliki. Sedangkan, orang-orang yang amal perbuatannya bercampur antara buruk dan baik, jika masuk neraka, mereka dapat dikeluarkan dengan syafaat. Wallahu Alam…


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?fref=ts

Setan Aslinya Takut Dengan Manusia (Jangan Kebalik)


“hii, malam-malam lewat kuburan… takuuutt”

“ruangan pojok sekolah serem lho, katanya ada siswi yang gantung diri akibat MBA”

“kalau lewat pohon tua itu, haru bilang “misi mbah, numpang lewat”, klo ga’ ntar diganggu dan dilempar-lempar”

Demikianlah “mindset” dalam beberapa benak orang. Takut dengan beberapa hal yang berbau mistis. Akan tetapi kalo kita sudah belajar agama dengan baik. Maka kita jadi manusia yang tegar,berani dan mulia karena kekuatan iman mengalahkan rasa takut seperti ini.

Setan dan jin takut asalnya kepada Manusia

Jika seorang manusia memiliki iman yang kuat dan memiliki ilmu serta menjaga batasan-batasan Allah. Maka setan akan menjauh darinya.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin Al Khaththab,

إِنِّي نَألَظُرُ إِلَى شَيَاطِينِ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ قَدْ فَرُّوا مِنْ عُمَرَ. قَالَتْ: فَرَجَعْتُ

‘Sungguh, aku benar-benar melihat setan dari kalangan jin dan manusia lari dari ‘Umar.[1]

Demikian juga beliau bersabda,

والـذي نفسي بيده ما لقيك الشيطان سالكا فجّا إلا سلك فجا غير فجك

“Demi yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah setan menjumpaimu ketika menempuh satu jalan, kecuali pasti mengambil jalan lain yang tidak engkau lalui.”[2]

Demikian juga riwayat bahwa setan tidak jadi masuk masjid karena takut kepada seorang alim yang sedang tidur.

selengkapnya:
http://muslimafiyah.com/setan-aslinya-takut-dengan-manusia-jangan-kebalik.html

dr. Raehanul Bahraen

Sabtu, 27 September 2014

LOGIKA GAJIAN DAN BALASAN ALLAH BAGI YG BERSEDEKAH


Kami bertemu dalam satu forum pelatihan profesi keguruan yang diprogram sebuah LSM. Tapi, saya justru mendapat banyak pelajaran bernilai bukan dari pelatihan itu. Melainkan dari pria ini. Saya menduga ia berasal dari kelas sosial terpandang dan mapan. Karena penampilannya rapih, menarik dan wajah yang tampan. Namun tidak seperti yang saya duga, Mas Ajy berasal dari keluarga yang pas-pasan. Jauh dari mapan. Sungguh kontras kenyataan hidup yang dialaminya dengan sikap hidup yang dijalaninya. Sangat jelas saya lihat dan saya pahami dari beberapa kali perbincangan yang kami bangun.

Satu kali kami bicara tentang penghasilan sebagai guru. Bertukar informasi dan memperbandingkan nasib kami satu dengan yang lain, satu sekolah dengan sekolah lainnya. Kami bercerita tentang dapur kami masing-masing. Hampir tidak ada perbedaan mencolok. Kami sama-sama bernasib "guru" yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa. Yang membedakan sangat mencolok antara saya dan Mas Ajy adalah sikap hidupnya yang amat berbudi. Darinya saya tahu hakikat nilai di balik materi.

Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untuk membiayai seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masih memiliki tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hingga selesai SMA. Sering pula Mas Ajy menggenapi belanja kedua ibu bapaknya yang tak lagi berpenghasilan. Menurutnya, hitungan matematika gajinya barulah bisa mencukupi untuk hidup sederhana apabila gajinya dikalikan 3 kali dari jumlah yang diterimanya.

"Tapi, hidup kita tidak seluruhnya matematika dan angka-angka. Ada dimensi non matematis dan di luar angka-angka logis."

"Maksud Mas Ajy gimana, aku nggak ngerti?"

"Ya, kalau kita hanya tertuju pada gaji, kita akan menjadi orang pelit. Individualis. Bahkan bisa jadi tamak, loba. Karena berapapun sebenarnya nilai gaji setiap orang, dia tidak akan pernah merasa cukup. Lalu dia akan berkata, bagaimana mau sedekah, untuk kita saja kurang."

"Kenyataannya memang begitu kan Mas?", kata saya mengiayakan. "Mana mungkin dengan gaji sebesar itu, kita bisa hidup tenang, bisa sedekah. Bisa berbagi." Saya mencoba menegaskan pernyataan awalnya.

"Ya, karena kita masih menggunakan pola pikir matematis. Cobalah keluar dari medium itu. Oke, sakarang jawab pertanyaan saya. Kita punya uang sepuluh ribu. Makan bakso enam ribu. Es campur tiga ribu. Yang seribu kita berikan pada pengemis, berapa sisa uang kita?"

"Tidak ada. Habis." jawab saya spontan.

"Tapi saya jawab masih ada. Kita masih memiliki sisa seribu rupiah. Dan seribu rupiah itu abadi. Bahkan memancing rezeki yang tidak terduga."

Saya mencoba mencerna lebih dalam penjelasannya. Saya agak tercenung pada jawaban pasti yang dilontarkannya. Bagaimana mungkin masih tersisa uang seribu rupiah? Dari mana sisanya?

"Mas, bagaimana bisa. Uang yang terakhir seribu rupiah itu, kan sudah diberikan pada pengemis ", saya tak sabar untuk mendapat jawabannya.

"Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis. Tapi cobalah tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logika sedekah. Uang yang seribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, bisa jadi puluhan lontaran doa’ keberkahan untuk kita keluar dari mulut pengemis itu atas pemberian kita. Itu baru satu pengemis. Bagaimana jika kita memberikannya lebih. Itu dicatat malaikat dan didengar Allah. Itu menjadi sedekah kita pada Allah dan menjadi penolong di akhirat. Sesungguhnya yang seribu itulah milik kita. Yang abadi. Sementara nilai bakso dan es campur itu, ujung-ujungnya masuk WC."

Subhanallah. Saya hanya terpaku mendapat jawaban yang dilontarkannya. Sebegitu dalam penghayatannya atas sedekah melalui contoh kecil yang hidup di tengah-tengah kita yang sering terlupakan. Sedekah memang berat. Sedekah menurutnya hanya sanggup dilakukan oleh orang yang telah merasa cukup, bukan orang kaya. Orang yang berlimpah harta tapi tidak mau sedekah, hakikatnya sebagai orang miskin sebab ia merasa masih kurang serta sayang untuk memberi dan berbagi.

Penekanan arti keberkahan sedekah diutarakannya lebih panjang melalui pola hubungan anak dan orang tua. Dalam obrolannya, Mas Ajy seperti ingin menggarisbawahi, bahwa berapapun nilai yang kita keluarkan untuk mencukupi kebutuhan orang tua, belum bisa membayar lunas jasa-jasanya. Air susunya, dekapannya, buaiannya, kecupan sayangnya dan sejagat haru biru perasaanya. Tetapi di saat bersamaan, semakin banyak nilai yang dibayar untuk itu, Allah akan menggantinya berlipat-lipat.

“Terus, gimana caranya Mas, agar bisa menyeimbangkan nilai metematis dengan dimensi sedekah itu?”.

“Pertama, ingat, sedekah tidak akan membuat orang jadi miskin, tapi sebaliknya menjadikan ia kaya. Kedua, jangan terikat dengan keterbatasan gaji, tapi percayalah pada keluasan rizki. Ketiga, lihatlah ke bawah, jangan lihat ke atas. Dan yang terakhir, padukanlah nilai qona’ah, ridha dan syukur”. Saya semakin tertegun

Dalam hati kecil, saya meraba semua garis hidup yang telah saya habiskan. Terlalu jauh jarak saya dengan Mas Ajy. Terlalu kerdil selama ini pandangan saya tentang materi. Ada keterbungkaman yang lama saya rasakan di dada. Seolah-oleh semua penjelasan yang dilontarkannya menutup rapat egoisme kecongkakan saya dan membukakan perlahan-lahan kesadaran batin yang telah lama diabaikan. Ya Allah saya mendapatkan satu untai mutiara melalui pertemuan ini. Saya ingin segera pulang dan mencari butir-butir mutiara lain yang masih berserak dan belum sempat saya kumpulkan.

Sepulang berjamaah saya membuka kembali Al-Qur’an. Telah beberapa waktu saya acuhkan. Ada getaran seolah menarik saya untuk meraih dan membukanya. Spontan saya buka sekenanya. Saya terperanjat, sedetik saya ingat Mas Ajy. Allah mengingatkan saya kembali:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Terjemah QS. Al-Baqarah [2] 261) By Abdul Mutaqin.


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839

ISLAM MENYIBAK RAHASIA CINTA DAN MISTERINYA


Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi. Itulah hasil dari Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Bahwa sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis.

Rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang.

Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

( Cinta Duniawi Tipuan )

Mata yang menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).

Setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

( Islam Solusi Cinta )

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839

10 HARI AWAL BULAN DZULHIJJAH SEBAGAI WAKTU ISTIMEWA


Dari bulan Dzulhijjah, sepuluh hari pertamanya merupakan hari-hari yang sangat istimewa di sisi Allah, sangat mulia dan penuh barakah. Buktinya, Allah Ta’ala bersumpah dengannya dalam Kitab-Nya.

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)

Imam al-Thabari dalam menafsirkan “Wa Layaalin ‘Asr” (Dan malam yang sepuluh), “Dia adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli ta’wil (ahli tafsir).” (Jaami’ al Bayan fi Ta’wil al-Qur’an: 7/514)

Sedangan dari hadits, terdapat keterangan yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah ini, di antaranya sabda Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Karenanya dianjurkan atas orang Islam pada hari-hari tersebut untuk bersungguh-sungguh dalam ibadahnya, di antaranya shalat, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, memperbanyak doa, membantu orang-orang yang kesusahan, menyantuni orang miskin, memperbaharui janji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Masih ada satu amalan lagi yang utama pada hari-hari tersebut, yaitu berpuasa sunnah di dalamnya.

Terdapat dalam Sunan Abu dawud dan lainnya, dari sebagian istri Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, dia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ

“Adalah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.” (HR. Abu Dawud no. 2437 dan dishahihkan dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud no. 2081)

Sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam pernah bersaksi bahwa hari-hari tersebut adalah seutama-utamanya hari-hari dunia.

Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau bersabda

أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامِ الْعَشْرِ – يَعْنِيْ عَشْرَ ذِي الْحِجَّةِ – قِيْلَ: وَلَا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا مِثْلُهُنّ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلَّا رَجُلٌ عُفِرَ وَجْهَهُ بِالتُّرَابِ

“Hari-hari di dunia yang paling utama adalah hari-hari sepuluh -yakni sepuluh hari pertama dalam bulan Dzul Hijjah-, Ada yang bertanya, ‘tidak pula sama baiknya dengan (jihad) di jalan Allah..?’ Beliau menjawab, ‘tidak pula sama dengan (jihad) di jalan Allah melainkan seorang pria yang wajahnya penuh dengan debu tanah’.” (HR. Al-Bazzar, Abu Ya’la dan Ibnu Hibban. Dishahihkan di Shahihut Targhib wat Tarhib dan Al-Jami’ush Shahih)


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839

Senin, 08 September 2014

#MuslimBerprestasi




by @NovhiYanthi

Bismillahirrohmanirrohim

~Menjadi Pribadi Muslim Yang Berprestasi~

  1. Guys, kalo kita berbicara ttg Islam dan Kemuliaannya, ternyata ga cukup buat berbicara soal ibadah aja. #MuslimBerprestasi
  2. Begitu pun kalo kita berbicara ttg peninggalan Rasulullah, ga cukup juga buat mengingat lembutnya sikap beliau. #MuslimBerprestasi
  3. Tapi, harus kita ketahui juga bentuk pribadi lain dari Rasulullah. #MuslimBerprestasi
  4. Yaitu, beliau adalah orang yg sangat menyukai dan mencintai prestasi ! #MuslimBerprestasi
  5. Hampir setiap perbuatan yg dilakukan Rasulullah selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitasnya. #MuslimBerprestasi
  6. Shalat beliau adalah sholat yang bermutu tinggi, shalat yg prestatif, khusyuk namanya. #MuslimBerprestasi
  7. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yg terpelihara kualitasnya, bermutu tinggi, ikhlas namanya. #MuslimBerprestasi
  8. Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya. #MuslimBerprestasi
  9. Ya,beliau adl pribadi yg sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualitas terbaik dari apa yg sanggup dilakukannya. #MuslimBerprestasi
  10. "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yg baik bagimu...
  11. (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah...," (QS. Al-Ahzab : 21)
  12. Itu pribadi Rasulullah guys, bagaimana dgn kita ??? #MuslimBerprestasi
  13. Mengapa skrg umat Islam belum ditakdirkan unggul dlm kaitan kedudukannya sbg khalifah di muka bumi ini? #MuslimBerprestasi
  14. Kalau kita renungin, mungkin ada hal yg tertinggal di dalam pribadi Rasulullah yg belum dijadikan teladan bagi kita. #MuslimBerprestasi
  15. Mungkin, kita belum terbiasa dgn kata prestasi. #MuslimBerprestasi
  16. Kita masih terasa asing dengan kata kualitas. #MuslimBerprestasi
  17. Dan kita pun seringkali terperangah kalau mendengar kata unggul. #MuslimBerprestasi
  18. Lanjut besok ya. Sudah 5 watt nih matanya. Hhehe. Niatin buat besok tahajjud.
  19. Paagiii , waah, alhamdulillah udh seger lg nih. Hehe. Lanjut sharetwit.
  20. Semalem sampe mana ya ??? Oh iya sampe unggul ya. Hhehe.
  21. Jadi gini sob, unggul mrpkn bagian yg sangat penting dari peninggalan Rasulullah. Agar kita menjadi muslim yg unggul. #MuslimBerprestasi
  22. Krn krng terbiasa dgn istilah" tsb,kita pun jadinya tdk lagi mrsa bersalah jika tdk trgolong mnjd org yg berprestasi. #MuslimBerprestasi
  23. Kita tidak merasa kecewa ketika tdk bisa memberikan yg terbaik dr apa yg bisa kita lakukan. #MuslimBerprestasi
  24. Kita jarang merasa kecewa jika shalat kita tidak khusyu. #MuslimBerprestasi
  25. Kita jarang kecewa jika bacaan qur'an kita kurang indah dan mengena. #MuslimBerprestasi
  26. Kita pun jarang kecewa jika shaum Ramadhan kita berlalu tanpa kita evaluasi mutunya. :'( #MuslimBerprestasi
  27. Kita memang banyak melakukan hal" yg ada dlm aturan agama...
  28. tetapi kadang" tdk tergerak untuk meningkatkan mutunya atau minimal kecewa dgn mutu yg kurang baik. #MuslimBerprestasi
  29. Tentu saja tdk semua dari kita yg memiliki kebiasaan kurang baik semacam ini. #MuslimBerprestasi
  30. Akan tetapi, mungkin kita termasuk salah satu diantara yg jarang mementingkan kualitas. #MuslimBerprestasi
  31. Demikian juga dlm urusan duniawi, produk" yg unggul sllu lebih mendapat tempat di masyarakat. #MuslimBerprestasi
  32. Para pemuda yg unggul juga bisa bermanfaat lebih banyak daripada org" yg tdk memelihara dan meningkatkan mutunya. #MuslimBerprestasi
  33. Bagian yg trpnting adl bhw kita hrs ttp trgolong mnjd org yg mnkmati prbuatan dan karya trbaik yg pling berkualitas. #MuslimBerprestasi
  34. Prestasi dan keunggulan adl bagian yg harus menjd lekat mnyatu dlm perilaku sehari-hari. #MuslimBerprestasi
  35. Kita harus menikmati karya terbaik kita. #MuslimBerprestasi
  36. Ibadah terbaik kita. #MuslimBerprestasi
  37. Dan amalan terbaik yg harus kita tingkatkan :) #MuslimBerprestasi
  38. Jadi, udah siap belum sob menjadi #MuslimBerprestasi ???
  39. Bangkit dan jangan ditunda-tunda lagi sob, untuk menjadi pribadi #MuslimBerprestasi :)
  40. Kita lah sbnrnya yg paling berhak menjadi manusia terbaik, yg mampu menggenggam dunia ini. #MuslimBerprestasi
  41. Daripada mereka yg ingkar, tdk mengakui bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adl anugerah dari Allah. #MuslimBerprestasi
  42. Ingat, wahai hamba-hamba Allah, Allah menegaskan dalam firmanNya...
  43. "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia...
  44. menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah (QS. Ali-Imran : 110)
  45. Nah jadi, Jadilah Pribadi Muslim Yang Berprestasi :)
  46. Sekian sharetwit dari ane. Semoga bermanfaat :)

Minggu, 17 Agustus 2014

Bayangkan: Surga Terendah


Bismillah, "Bayangkan: Surga Terendah". By

  1. Sahabat yang baik, pernahkah terfikir betapa indahnya surga Allah?
  2. Mulai dari surga paling tinggi hingga terendah?
  3. Mari kita bayangkan! inilah potret surga terendahnya Allah.
  4. Dari al-Mughirah Ibn Syu'bah dari Rasulullah saw. bersabda: Musa bertanya kepada Allah SWT :
  5. Bagaimana keadaan penghuni surga yang paling rendah? Allah berfirman:
  6. Yaitu, seorang laki-laki yang datang sesudah para ahli surga dimasukkan ke dalam surga.
  7. Kepadanya dikatakan: Masuklah ke dalam surga! Orang itu berkata: Ya Tuhanku, bagaimana aku dapat masuk,..
  8. ...,sedang orang-orang sudah menempati tempatnya masing-masing,...
  9. ...,dan mereka telah merasakan kenikmatan yang ditentukan untuk mereka ambil? Kepadanya dikatakan lagi:
  10. Apakah engkau puas kalau untukmu diberikan kenikmatan seperti seorang raja dari raja-raja di dunia?
  11. la menjawab: Aku puas. Allah lalu berfirman: Engkau dapat mendapatkannya dan ditambah yang setara dengannya,...
  12. ...,ditambah yang setara dengannya, ditambah yang setaranya, ditambah yang setara dengannya.
  13. Ketika sampai yang kelima kali, orang itu berkata, Aku puas, wahai Tuhanku.
  14. Allah berkata, Semua itu untukmu ditambah sepuluh kali lipat darinya.
  15. Kamu boleh menikmati apa saja yang kamu inginkan dan enak dipandang. [HR. Muslim]
  16. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
  17. Sesungguhnya serendah-rendah tempat bagi seseorang di antara kalian di dalam surga adalah, dikatakan kepadanya:
  18. Berangan-anganlah. Maka, dia pun berangan-angan dan terus berangan-angan.
  19. Lalu dia ditanya: Apakah kamu sudah berangan-angan? Dia menjawab: Ya, Maka dikatakan kepadanya,...
  20. ..,kamu berhak mendapatkan angan-anganmu itu ditambah satu kali lipat darinya. [HR. Muslim]
  21. Subhanallah, begitu nikmatnya surga yang Allah janjikan kepada kita, bahkan pada tingkat yang paling rendah sekalipun.
  22. Kenikmatannya luar biasa, lebih tinggi dari tingkatan yang hanya dapat kita angan-angankan.
  23. Lebih nikmat dari sekedar seorang raja.
  24. Itu baru gambaran surga terendahnya Allah, lalu bagaimana dengan surga yang paling atas?
  25. Masya Allah, pasti akan lebih luar biasa, bahkan mata, telinga, dan fikiran kita tak akan dapat membayangkannya.
  26. Mari sahabat, kita terus perbaiki diri, mulai intropeksi diri, taubat akan dosa-dosa kita.
  27. Fokus pada visi misi hidup kita: beribadah! Mengabdi pada-Nya, di setiap aktivitas kita.
  28. Agar tak ada lagi penghalang bagi kita untuk sampai pada tempat peristirahatan yang hakiki, yakni surganya Allah.


Rabu, 06 Agustus 2014

Cerpen Air Mata Gaza


Ketika dinding-dinding membungkammu dan peluru perkasa berlarian menghujatmu
Darah segar merintih membuatmu tersungkur pada lekuk jemari yang berduri
Langit mengutuk pada jemari yang berduri
Sumpah serapah bernyanyi lihai di cakrawala

Palestina,
Dedaunan itu mencoba tersenyum menghiburmu, tapi di bibirmu yang tajam hanya tersungkur pedih yang mengiris sayap-sayap senyummu.

Langit berduka memayungi luka yang bersiramkan bom
Laungan dan isakanmu terdengar jelas di gendang telingaku
Ketika darah segar menghujanimu, namun kamu tetap berdiri tegak dengan melantangkan suara yang menggelagar hingga pelosok semesta alam.

"Allahuakbar!! Allahuakbar!!"

_ikaNur_

Kontributor:
Nitha Ayesha, Asma Abdilah, Astina Riatut, Budiyanti Anggit, Choirunnisa Ulfa Azmi, Daisy Wu, Dinu Chan, Elnina Zee, Embun Tsauqi, Farah Febriani, Hafizhah Hanifiah, Hastira Soekardi, Hijrah Billalogica, Ika Nurmawati, Joko Ade, Michaelmas, Muhammad Ridha Al-Maula, Mulyono Ardiansyah, Najma Al-Firdausy, Nazri Z. Syah, Neny Suswati, Nurbagus S, Oryzha ofa, Puput Andalusi, Rahayu Hestiningsih, Rere Zivago, Reza Ibnu Muslim, Sas, Yoira Nala, Zizi Aisyah, Zulfa, Zulfach Al Ghifary, dan Zulham Anugrah.

Dengan membeli buku ini, sahabat telah ikut berpartisipasi meringankan beban saudara-saudara kita di bumi Palestina. Sahabat juga bisa menyalurkan donasinya untuk saudara-saudara kita di Gaza melalui program Pena Indis Peduli Gaza melalui rekening BNI an Anita Kurniawati no Rek: 0339809744, seluruh donasi akan disalurkan melalui KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina). Harap konfirmasi ke 082113883062, setelah melakukan transfer. Yuk, tunjukkan kepedulianmu!!

Judul Buku : Air Mata Gaza
Penerbit : Pena Indis
Editor : Nitha Ayesha
Layout dan Desain Cover : Fandy Said
Ukuran Buku : 14 x 20 cm
Tebal : 176 halaman
Harga Buku : Rp 40.000,00 (diluar ongkir)

Royalti disumbangkan untuk peduli kemanusiaan di Gaza, Palestina
(Pre Order = 6 Agustus 2014 s/d 20 Agustus 2014)

Cara pemesanan ketik : 


Ketik: Judul Buku_Nama Pemesan_Alamat Lengkap_No.Hp_jumlah pesanan
Kirim ke: inbox fb Pena Indis atau Pena Indis II atau ke 082113883062 (Fandy Said)

Toko Buku Online Pena Indis: www.indhisbook.com

Senin, 28 Juli 2014

KEUTAMAAN MEMBACA DUA AYAT AKHIR AL-BAQARAH

Dari Abu Mas’ud Al Badri ra. Bahwa Nabi saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah pada suatu malam, niscaya dua ayat itu akan mencukupinya.” (HR. Bukhari-Muslim). Maksud dari sabda beliau, “Niscaya dua ayat itu akan mencukupinya” adalah mencukupinya dari shalat malam di malam tersebut. Pendapat ulama lain mengatakan: niscaya dua ayat itu menjadi penangkal dari syetan di malam itu. Ada juga pendapat ulama lain yang mengatakan: dijaga dari segala bencana. Pendapat ulama yang lainnya: dicukupkan dengan keutamaan dan pahala.

AKHIR KEHIDUPAN BAGI MANUSIA DAN DIMULAINYA HARI AKHIRAT

Rasulullah SAW Bersabda, "Dajjal datang kepada umatku dan hidup selama 40 tahun, lalu Allah mengutus Isa bin Maryam, kemudian ia mencari Dajjal dan membinasakannya. Kemudian selama 70 tahun manusia hidup aman dan damai, tak ada permusuhan antara siapapun. Sesudah itu Allah meniupkan angin yang dingin dari arah negeri Syam (kini Suriah). Maka setiap orang yang dalam hatinya masih ada Iman meskipun sebesar atom, pasti menemui ajalnya. Bahkan jika seandainya seseorang dari kamu masuk ke dalam gunung, pasti angin itu mengejarnya dan mematikannya. Maka sisanya tinggal orang-orang jahat seperti binatang buas (fii khiffatit thoiri wa ahlaamis sibaa'), mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Dan syetan menjelma pada mereka manusia lalu berkata: Maukah kamu mengabulkan? Manusia berkata: Apa yang akan kamu perintahkan kepada kami? Syetan lalu memerintahkan kepada mereka ( Menukar Iman) agar menyembah berhala (Hingga Imannya batal), sedang mereka hidup dalam kesenangan. Kemudian ditiuplah sangkakala. Tapi seorangpun tak akan mendengarnya kecuali orang yang tajam pendengarannya. Dan orang yang pertama kali mendengarnya yaitu seorang laki-laki yang mengurusi untanya. Nabi bersabda: Maka matilah semua manusia. Kemudian turunlah hujan seperti hujan gerimis. Maka keluarlah dari situ jasad manusia (dari kubur-kuburnya). Kemudian ditiup lagi sangkakala, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Lalu dikatakan kepada mereka: Wahai manusia, marilah menghadap kepada Tuhanmu dan merekapun berada di Mahsyar karena mereka akan diminta tanggung jawabnya. Kemudian dikatakan kepada mereka, pergilah kamu karena neraka telah dinyalakan, lalu dikatakan lagi: Dari berapakah? Lalu dikatakan lagi: Dari setiap seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang. Begitulah keadaannya pada hari anak dijadikan beruban dan pada hari betis disingkap (hari Qiyamat yang menggambarkan orang sangat ketakutan yang hendak lari karena huru-hara Qiyamat)." (Hadits Riwayat Muslim).