Berdakwah itu mirip dengan pekerjaan seorang petani. Biji yg ditanam tdk cukup hanya dibenamkan ke tanah lalu ditinggalkan. Kemudian kita berharap akan kembali pada suatu hari utk memetik hasilnya.
Mustahil!
Tanaman itu harus
disiram setiap hari,dijaga,dipelihara,dipagari,bahkan kalau tunas2nya mulai
tumbuh,kita harus menungguinya sebab burung2 juga berminat pada pucuk2 segar
itu.
Jadi para pengikut dakwah kita harus dirawat ditumbuhkan diarahkan dinasehati sampai dia bener2 matang. Dijaga alur pembinaannya,ditanamkan motivasi2,dibangun keikhlasan mereka,didengar pendapat2nya,bahkan kita perlu sesekali bepergian dengannya. Agar kita memahami betul watak kader dakwah kita sebenarnya.
Jadi para pengikut dakwah kita harus dirawat ditumbuhkan diarahkan dinasehati sampai dia bener2 matang. Dijaga alur pembinaannya,ditanamkan motivasi2,dibangun keikhlasan mereka,didengar pendapat2nya,bahkan kita perlu sesekali bepergian dengannya. Agar kita memahami betul watak kader dakwah kita sebenarnya.
Dakwah juga mirip
dengan suatu perjalanan dengan menggunakan kereta api. Dakwah sejatinya
dengan tujuan akhir nya (Perjalanan menuju) yaitu Surga. Dengan mengibaratkan
Lokomotifnya itu sendiri sebagai Nama Kelembagaan dalam dakwah tersebut,entah
LDK atau LDS maupun lainnya. Dan gerbong-gerbong yang senantiasa menggandengkan
dirinya dengan sang Lokomotif agar dirinya bisa jalan sesuai tujuan akhirnya
tersebut sebagai Departemen/Divisi didalam tiap kelembagaan dakwah. Selanjutnya
KITA. Jadi Apa KITA dalam perjalanan dakwah ini??Mau hanya jadi sekedar
penumpang biasa yang turun dari kereta ketika dimana suatu tujuan dari
masing-masing dari kita melalui Dakwah tersebut tercapai?Padahal belum sampai
tujuan akhir dari sebuah perjalanan dakwah ini? Atau kita senantiasa istiqomah
berada di dalam kereta tersebut hingga Maut menjemput kita? Alangkah
beruntungnya kita apabila Ajal datang ketika kita sedang memperjuangkan Kalimat
Allah, menegakkan kalimat Tauhid di muka bumi.
Dari
perjalanan
kereta tersebut, dapat kita ambil pembelajaran dan dinamika apa yang ada
dalam
sebuah perjalanan kereta api tersebut. Bahwasanya dakwah sama dengan
melakukan
perjalanan kereta api tersebut. Disetiap LDK atau LDS(sekolah) akan
mengalami dinamika seperti ini dan itu pasti terjadi. Pasti kita
mengganti kepala lokomotif(nama
Lembaga dakwah). Kita juga pasti mengganti Gerbong(Departemen/Divisi).
Dan yang
pasti, adanya penumpang yang naik dan turun disetiap stasiun(Anggota).
Ya
begitulah dinamika berdakwah. Intinya kita masih berada dalam naungan
dakwah, entah Lokomotifnya apa dan Departemen atau divisi apa. Yang
terpenting, kita berdakwah Lillahi Ta'ala atau karna tujuan duniawi kita
saja.
Warning!!
Sesungguhnya Dakwah itu PAHIT, tapi yang menjadikan Ia Manis ialah Surga
:)
Wallahu alam bishawab
0 Komen:
Posting Komentar
Gunakan kata-kata yang sopan ya...