1. Semua roket yang sudah dilesatkan ke Zionis Israel, dalam hitungan jam, kita buat lagi yang baru. Kami punya kesiapan untuk perang yang lama, berbulan-bulan bahkan. Kami juga punya kejutan-kejutan yang lain.
2. Ide kami tentang perang yang akan datang adalah bukan pada soal membuat roket yang lebih dahsyat dari yang sekarang. Akan tetapi, kami berpikir bagaimana cara memulai membebaskan tanah yang dijajah lalu kami gabungkan ke wilayah-wilayah yang sudah dibebaskan, kemudian kami yang akan menyerang (zionis Israel).
3. Mediasi Mesir dibuat dengan konsep generasi Arab yang dulu tak berdaya menghadapi Israel. Kini, konsep itu tidak relevan bagi generasi yang rindu pada kemerdekaan dan menolak kehinaan.
4. Seluruh dunia mulai ikut campur tangan untuk menyelamatkan Israel dan untuk menghentikan perang. Kami ingin katakan kepada dunia: “Kami tidak akan berhenti (dari perang) selain dengan syarat-syarat yang kami buat. Kamilah yang sekarang menentukan syarat-syarat itu. Maka pihak musuh (zionis Israel) harus siap menanggung serangan balik dari kami…”
5. Generasi kami (anak-anak muda) di Gaza adalah generasi yang haus (mengorbankan demi) kemerdekaan. Hasil tes ujian sekolah menengah atas, menunjukkan bahwa para juara kelas adalah para syahid. Mereka mendengar pengumuman kelulusan di saat mereka di medan pertempuran.
6. Secara pribadi, ketika zionis Israel menyerang Lebanon, saya bermimpi suatu saat nanti kami bisa membalas serangan itu dan mengancam kota-kota Israel. Dan hari ini, mimpi saya itu terwujud bersama Izzudin Al-Qassam.
7. Ada seorang pemuda bertanya kepada Usamah Hamdan,”Berapa harga satu roket?” Sambil tersenyum, Hamdan menjawab;”Lebih murah dibandingkan dengan harga roket yang dibeli oleh negara-negara Arab dari Amerika. Namun, roket al-Qassam lebih bernyali di lapangan…”
8. Saat Israel mengumumkan gencatan senjata, reaksi kami adalah melepaskan 47 roket menghantam kota di bagian barat Jerusalem, Elat dan Tel Aviv. Hari ini, kami lah yang mengendalikan pertempuran dan menentukan syarat-syarat itu.
9. Kami sebagai bangsa yang tertindas dan dengan keterbatasan yang kami miliki, mampu membuat pesawat yang sangat sederhana. Tentu, negara-negara Arab, dengan dana besar yang mereka miliki, sangat mampu membuat pesawat yang lebih canggih dari kami. Tunggu kejutan-kejutan dari kami selanjutnya.
10. Menjawab pertanyaan, apakah roket-roket itu buatan atau kiriman dari Iran, Hamdan menjawab dengan mengatakan; “Itu asli buatan Gaza, seratus persen. Kami tidak menggunakan satupun roket buatan luar negeri, selain roket jenis Grad asal Libia.
11. Seorang Yahudi tentu tidak akan bertahan hidup selama 2 jam di bunker-bunker bawah tanah, sementara rakyat Gaza sudah biasa hidup dengan suara-suara mesiu dan meriam…… Allah Akbar!
sumber: http://bit.ly/1tNWWZj
0 Komen:
Posting Komentar
Gunakan kata-kata yang sopan ya...