Di saat setiap orang menjauh melihatmu dalam kesedihan, Di masa semua orang meninggalkan dirimu dalam kesendirian Terasa semakin berat bebanmu…
Terasa semakin sesak dadamu…
Menghadapi cobaan…
Di waktu setiap desah nafasmu terasa berat karena kepedihan Dikala setiap tetes airmata yang kau tahan karena mencoba bertahan Semua akan ada akhirnya…
Semua akan membuatmu berlapang…
Menghadapi cobaan…
Diantara karunia Allah yang sangat besar bagi setiap hambaNya yang mukmin adalah Dia menjadikan semua musibah yang menimpanya sebagai kaffarat (pengampunan) bagi dosa dosanya dan sebagai pencuci dari setiap kesalahan dan dosa.
Dari Abi Said dan Abu Hurairah Ra, bahwamereka mendengar rasulullah SAW bersabda,” Tidaklah seorang mukmin ditimpa oleh kepayahan dan sakit, penderitaan dan kesedihan atau kegalauan yang mendera kecuali Allah menghapus kesalahannya dengan semua itu. (HR bukhari)
Sabarlah atas kepayahan hidup , karena Allah SWT sengaja menjadikan demikian (kepayahan itu) sehingga manusia rindu akan surga yang tidak ada kesedihan dan rasa sakit serta tidak ada penderitaan. Meskipun hidup ini penuh dengan cobaan dan bala (penderitaan), tapi kita lihat banyak manusia yang tergila gila dengan dunia ini seolah olah mereka akan kekal selama lamanya. Jika Allah menghendaki hidup ini enak dan mudah, tentunya sudah pasti Allah akan memberikannya kepada para Nabi dan para Rasul serta kaum mukminin.
“Dari Muadz bin Said dari bapaknya, ia berkata, Aku bertanya,” Wahai rasulullah, siapa yang paling berat cobaannya?” Rasulullah SAW menjawab ,” Para Nabi, kemudian orang orang yang lebih rendah derajatnya darinya, dan seterusnya. Seseorang dicoba tergantung kadar keimanannya. Jika agamanya kuat, maka cobaannya pun semakin berat. Jika ia masih punya agama walau sedikit, maka masih akan dicoba sesuai kadar agamanya itu. Cobaan itu akan terus menerus menimpa hamba Allah sehingga ia berjalan di muka bumi ini tanpa kesalahan sedikitpun.” (HR Attirmidzi, shahih)
Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata,” Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamaan seorang mukmin seperti tanaman, dimana angin terus menerus menerpanya, dan seorang mukmin akan terus menerus ditimpa musibah, dan perumpamaan orang munafik seperti tanaman padi, ia tidak pernah runtuh sampai ia dipanen.” (HR Muslim)
Sebelum mencapai puncak kearifan, Imam al-Ghazali terlebih dahulu bermujahadah dengan berat. Beliau mengembara menuntut ilmu, beribadah dengan penuh kekhusyuan, kadang bertafakur seorang diri. Kegelisahan jiwanya dalam mencari kebenaran membuat seorang dokter memvonisnya menderita penyakit saraf kronis. Biarpun begitu, Allah tidak menyia-nyiakan usahanya itu. Kemudian, menunjukkan jalan yang benar ke arahnya. Dari sanalah karya-karyanya yang tercetak hingga kini bermunculan; Ihya Ulumuddin, Mungidz min Dhalal, Tahafut al-Falasifah, Kimya as-Saadah, dan sebagainya.
Imam Ibnu Taimiyah – seorang ulama besar pengusung panji kebenaran dan ketakwaan – menyelesaikan beberapa karyanya di dalam penjara. Ketika penguasa dzalim menyingkirkan penanya, beliau tetap menulis walaupun dengan arang. Kita hanya tahu kitab Majmu Fatawa itu tebalnya satu setengah meter, tapi kita tidak tahu bahwa sebenarnya sebagian besar buku itu ditulis ketika beliau berada dalam penjara.
Sayyid Quthb mampu menuliskan karya terbesarnya, Tafsir Fizhilalil Quran, ketika dalam keadaan terhimpit penderitaan. Di siksa dalam penjara lantas dihukum mati. Di dalam penjara itu juga, beliau menulis sebuah buku kecil yang konon adalah buku the best of best seller di Timur Tengah yaitu Ma’allim fith Thariq.
Prof. HAMKA adalah sosok ulama yang senantiasa konsisten di jalan Allah, mampu menyelesaikan kitab tafsirnya yang paling fenomenal dan berjilid-jilid tebalnya, Tafsir al-Azhar, ketika beliau berada di dalam penjara.
Ketika tegar dijalan-Nya walau tempaan mendera, dimana hati yang redho, dan ikhlas menjalani tanpa adanya kesempatan buruk sangka kepada Allah yang maha bijaksana dan sangat kuasa. Maka disanalah ada kemenangan yang dekat yang dampaknya bermanfaat tidak hanya berkilau didunia namun diakhirat.
“…Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. al-Fath: 18).
( Informasi ) Kajian Ilmiah "Peristiwa penting yang patut diketahui pada Akhirzaman menurut Hadits"Pembicara :Ust. Abu FatiahUst. Abdurrochim Ust. Haris Amir Falah
Ahad, 28 Jumadil Awal 1435 H | 30 Maret 2014 Jam. 08.00 s/d selesaiMasjid Al Muhajirin. Jl. Dr. Semeru Raya No. 1 Grogol, Jak-Bar. Konfirmasi : 021-5602444
sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839
0 Komen:
Posting Komentar
Gunakan kata-kata yang sopan ya...