Kamis, 12 Agustus 2010

Al Qur'an




AI-Qur'an selalu merujuk kepada (banyak) alam semesta atau 'alamin, di mana sains saat ini baru menghasilkan satu hipotesis dan model tentang multiple universes. Seruan al-Qur'an tentang kebenaran sangat universal - timeless and spaceless ­ dialamatkan kepada seluruh manusia dan golongan jin. Kadang-kadang al-Qur'an menyebutkan makhluk yang ada di (banyak) bumi dan di (banyak) langit-yang bermakna segenap makhluk yang telah diketahui maupun yang belum diketahui. Barangkali ia adalah satu-satunya kitab suci yang seruannya ditujukan kepada manusia dan makhluk alam gaib (jin).

Kritikus al-Qur'an mengatakan, "Mengapa tidak sekalian saja dialamatkan kepada iblis, atau evil?" Kritikus itu lupa atau tidak mengetahui bahwa iblis dan setan adalah salah satu ras dari golongan jin.


AI-Qur'an adalah Kebijakan Abadi


Setiap ayat, bahkan jumlah ayat atau kata, dan nama surat merupakan kebijakan abadi. Ia mempunyai beberapa lapisan pengertian, sesuai dengan tingkat ilmu pengetahuan manusia yang membacanya.


Kita lihat, misalnya, salah satu ayat dari Surat ar-Rahman, yang membahas tentang air;


"Dia membiarkan kedua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing". (ar-Rahman [55]: 19-20)


Sedikit penafsir yang mengartikan ini adalah tanah genting yang tidak terlihat. Penafsir lainnya menyebutkan bahwa air tawar di sungai dan air asin di lautan bertemu namun tidak saling melampaui karena perbedaan kepekatannya. Sampai di sini terjemahan belum bermasalah. Keterangan lebih lanjut:

Fenomena menarik adalah apa yang diungkapkan oleh seorang ilmuwan Prancis Jacques Yves Cousteau yang meneliti berbagai lautan di dekat Selat Jibraltar,1 ditemukan bahwa pertemuan antara air dari Laut Mediteranian (Laut Tengah) dengan air dari Lautan Atlantik tidak bercampur, walaupun keduanya air asin. Salinitas yang berbeda menghasilkan "dam" yang tidak terlihat. Air Laut Tengah dengan salinitas di atas 36,5% dan temperatur sekitar 11,5 derajat Celsius, terisolasi di kedalaman 900 sampai 1100 meter. Sedangkan air yang berasal dari Lautan Atlantik mempunyai salinitas di bawah 35%, membungkus air Laut Tengah dengan temperatur di bawah 10 derajat Celsius.


Berikutnya adalah fenomena menarik tentang pembentuk­an mutiara.


"Dari keduanya keluar mutiara dan marjan" (ar-Rahman 55 : 22)


Para penerjemah dua puluh tahun yang lalu, dengan satu atau dua pengecualian, menerjemahkan "marjan" dengan "batu koral". Padahal mayoritas ahli tafsir mengartikan dengan marjan, yang mengandung mutiara kecil yang lebih berkilau. Tetapi ahli tafsir modern, misalnya Sayyid Quthb, berbicara tentang "batu koral". Disadari bahwa banyak ahli tafsir yang menghadapi persoalan dengan ayat ini. Menurut pengetahuan mereka pada waktu itu, mutiara hanya datang dari air laut. Padahal ayat ini barangkali menjelaskan bahwa mutiara bisa terbentuk baik di dalam air laut maupun air tawar.

Bagaimana bisa? Abu Ubaidah, seorang penulis terdahulu, sangat yakin bahwa mutiara hanya datang dari air laut, sehingga ia mencoba berkelit untuk menafsirkan ayat tersebut dengan sesuatu yang lain. Maka ia menulis, "Mutiara hanya datang dari salah sa­tu nya".


Tetapi kini telah diketahui bahwa mutiara bisa terbentuk di dalam air tawar. Encyclopedia Britannica, Micropaedia 1977, menulis bahwa di sungai-sungai rimba Bavaria (Eropa) mutiara .libudidayakan. Bahkan budidaya mutiara air tawar di Cina telah dikenal sejak sebelum tahun 1000 SM.


Dengan demikian, pernyataan al-Qur'an dalam surat ini sesuai dengan arti harfiahnya, tanpa memerlukan penafsiran yang dipaksakan.


Apakah pembaca akan berhenti sampai di sini?


Kita beralih ke ayat al-Qur'an yang pembahasannya me­merlukan pengetahuan astrofisika, gabungan astronomi, fisika dan matematika, yaitu Surat an-Nur atau yang berarti cahaya.


"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumynmaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus (misykat), yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walauyun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (an-Nur 24 : 35).

Esensi ayat ini adalah bahwa Tuhan adalah (satu-satunya) pemberi cahaya di alam semesta tanpa sentuhan api. Namun menyangkut perumpamaan, mufasir klasik menghadapi kesulitan untuk menjelaskan lebih rinci.


Dengan beberapa pengecualian mereka akan menjelaskan bahwa misykat , atau suatu lubang yang tidak dapat ditembus, adalah lubang di rumah-rumah untuk tempat lampu obor, yang ada di dinding rumah. Sedangkan pohon (zaitun) yang dimaksud adalah pohon (zaitun) yang tumbuh di bukit-bukit, sehingga sinar matahari dapat menyinari, baik pada saat matahari terbit maupun matahari terbenam.


Mufasir modern, seperti Malik Ben Nabi, menjelaskan bahwa misykat adalah lampu bohlam:


Pohon yang dimaksud adalah kawat wolfram yang berpijar karena efek listrik tanpa disentuh api, dibungkus gelas kaca, untuk memantulkan seluruh sinarnya ke segala arah sehingga dapat menerangi seluruh ruangan. Lampu bohlam adalah sekat yang tak dapat ditembus, karena hampa udara, tidak ada oksigen di sana.


Tetapi, dalam studi yang lebih mendalam tentang cahaya di langit oleh para astrofisikawan, misalnya Mohamed Asadi2 dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything, perum­pamaan ayat tersebut lebih mendekati kepada fenomena quasar dan gravitasi efek lensa yang menghasilkan cahaya di atas cahaya. Quasar atau Quasi Stellar adalah objek di langit yang ditemukan pertama kalinya pada tahun 1963. Mereka mewakili objek yang paling terang di alam semesta, jauh lebih terang dari cahaya matahari atau bintang.

Para astronom menemukan bahwa objek "seperti bintang' ini terletak miliaran tahun cahaya dari bumi. Objek ini tentunya mempunyai energi yang besarnya sangat luar biasa supaya tetap terlihat dari sini. Energi mereka berasal dari "pusat lubang hitam yang sangat masif". Karakter pertama dari ayat ini yaitu misykat adalah "lubang hitam", sedangkan karakter kedua yaitu "pelita dalam kaca" adalah galaksi yang menghasilkan efek gravitasi lensa seperti quasar (pelita) yang terbungkus oleh kaca (gelas). Coba simak keterangan quasar oleh astronom NASA.3


"Efek gravitasi pada galaksi, quasar yang jauh, serupa dengan efek lensa sebuah gelas minum yang memantulkan sinar lampu jalan yang menciptakan berbagai image (lapisan cahaya atas cahaya)"

Energi quasar yang berasal (dicatu) dari lubang hitam, terjadi ketika "bintang-bintang dan gas" dari galaksi terhisap di dalamnya. Karakter lainnya yang disebut "pohon" oleh al-Qur'an adalah sebutan yang tidak lazim oleh para astronom yang menggambarkan galaksi sebagai "pohon-pohon" yang terdiri dari bintang-bintang. Lihat saja istilah diagram Hertzprung­Russel, dalam buku Timothy Ferris, The Whole Shebang, 1997.


Barangkali, karakter lainnya yang menarik dari ayat di atas adalah pernyataan "diterangi tanpa tersentuh oleh api", suatu fenomena fusi nuklir yang menghasilkan cahaya yang sangat terang, di mana di ruang angkasa nyaris tidak ada ok­sigen untuk pembakaran. Bintang-bintang memulai hidupnya dengan unsur kimia yang paling ringan, yakni hidrogen. Gas berkontraksi, karena gravitasi, memanas; atom hidrogen ber­tumbukan dan membentuk helium, unsur yang lebih berat, ketika mengeluarkan energinya.

Energi inilah yang membuat objek "bintang- bintang" bersinar tanpa "disentuh api', energi ini juga yang memelihara keseimbangan posisi bintang-bintang di alam semesta. Sepanjang pengetahuan manusia yang ada sekarang, fenomena quasar inilah yang paling tepat untuk meng­gambarkan ayat di atas. Terlebih lagi perumpamaan dalam ayat tersebut: "seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara". Bahkan aslinya lebih terang dari sinar bintang, dan memang seperti "mutiara" bila kita lihat dari foto-foto NASA yang ada, gemerlapan, sangat menawan.


Dengan demikian, terjemahan bebas ayat 35 Surat an-Nur dari sisi sains adalah: "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang (hitam) yang tak tembus (misykat), yang di dalamnya ada pelita besar (quasar). Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca (efek gravitasi lensa dari galaksi) itu seakan­akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon (galaksi yang dicatu oleh lubang hitam) yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon (galaksi) yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (fusi nuklir) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (efek gravitasi lensa), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Wallaahu a’lam

sumber: tidak di ketahui

Rabu, 11 Agustus 2010

Ubahlah Bencimu Menjadi Cinta


Berteman dengan siapapun buat kita adalah sesuatu yang menggembirakan. Banyak mutiara hikmah yang berserakan dimanapun justru yang muncul dari orang-orang yang sederhana. Salah satunya penjual sate ayam. Awalnya saya mengenalnya dibulan suci ramadhan beberapa tahun yang lalu. Orang Madura ini baik dan ramah. Itulah yang membuat dagangan satenya menjadi ramai. Pada suatu hari dia bertutur bahwa pada saat bulan tertentu seperti bulan ramadhan dirinya bisa kuwalahan melayani pembeli. Sampai dia mengajak sanak saudaranya ikut membantunya berjualan, termasuk bapaknya sendiri. Katanya, pada satu sore para sudah banyak pembeli yang mengantri. Bapak dan saudara-saudara sibuk melayani sementara dirinya pulang untuk mengambil lontong dan sate ayam dirumah.

Sekembali ke warung dan pembeli sudah mulai berkurang. Adzan maghrib berkumandang. Sang bapak menghampiri dirinya dan mengatakan kalau kotak uang penjualan hari ini telah hilang diambil orang. Sebagai gantinya bapaknya bersedia bekerja selama ramadhan tidak usah digaji. Hari telah berlalu, seminggu kemudian. Abis jelang adzan maghrib ada seorang pemuda pesan sate ayam beserta lontong. Bapaknya langsung melayaninya. Orang itu dilayani dengan istimewa, membuat anaknya menjadi heran, kenapa bapak memperlakukan dia sangat istimewa. Mulai dari membakarkan sate, menyiapkan lontongnya, teh hangatnya dengan sangat ramahnya.

“Bapak, siapakah dia? Kenapa bapak melayani dengan sangat istimewa?’

Apa dia pejabat kelurahan?” Katanya penuh keheranan.

“Bukan. Dia adalah yang mengambil kotak uangmu tempo hari.” Jawab bapaknya.

‘Mendengar jawaban bapak seperti itu rasanya darah saya mendidih. Pengen rasanya saya luapkan amarah saya pada orang itu.’ tutur Sang Penjual sate.

‘Tapi bapak saya mencegahnya dengan mengatakan. ‘Jangan kamu luapkan amarahmu. Dia adalah guru sejatimu sebab dari dialah, dirimu bisa belajar mengubah bencimu menjadi Cinta.’ lanjutnyanya, matanya nampak berkaca-kaca, bebarapa kali tangannya mengusap air mata yang yang jatuh dipipinya untuk memahami makna hidup yang diajarkan oleh ayahnya tentang mengubah benci menjadi cinta. Subhanallah..

Allah telah berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)


source: http://motivationplannet.wordpress.com/2010/03/04/849/#more-849

Dulu saya kuli bangunan, akhi... (Kisah Inspirasi 2)


Namanya mungkin sudah tidak asing bagi beberapa orang, khususnya yang pernah bersinergi bersama beliau dalam acara-acara motivasi trainingnya. “Dosen” muda berbakat, begitu sebuah selebaran menyebut dirinya. Pribadi yang penuh optimisme dan semangat... demikian saya mengenal sosoknya.

“Mas... ceritakan sedikit tentang masa lalu antum sebelum kuliah, hingga kini menjadi salah seorang motivator ulung...” demikian saya bertanya padanya suatu hari.

Sejenak ia berusaha mengingat-ingat sambil mencoba mencari kata yang tepat untuk memulai.

“Perjalanan saya untuk memperoleh pendidikan yang layak setelah lulus SMA... betul-betul penuh perjuangan. Jika siswayang lain selepas SMA segera melanjutkan kuliah... saya harus bekerja dahulu. Dan jangan bayangkan pekerjaan yang saya lakukan adalah sebuah pekerjaan yang mudah, akh...”

Saya manggut-manggut menunggu ceritanya.

“...saya bekerja sebagai seorang kuli bangunan selama hampir 2 tahun di Jakarta. Antum tentu tahu bagaimana tampang para pekerja kasar itu bukan?! Hidupnya bergantung pada order ada tidaknya proyek pembangunan, jika sedang tidak ada order... kami duduk di pinggiran jalan dengan alat pertukangan berada di depan kami sambil berharap hari itu ada kontraktor yang membutuhkan tenaga kerja dengan upah murah...” ia bertutur dengan semangat.

Saya membayangkan bagaimana jika saya yang berada di posisinya saat itu. Melihat teman-teman SMA saya yang langsung kuliah, sementara saya harus bekerja kasar untuk membiayai hidup dan masa depan... masya Allah... belum lagi tekanan mental yang harus saya hadapi...

“... setelah 2 tahunan saya bekerja akh, dan selama itu pula saya menabung... saya akhirnya mencoba untuk ikut SPMB, karena tanpa pendidikan saya gak akan jadi apa-apa. Bayangkan akhi... selama 2 tahunan saya hanya berkutat dengan adukan semen, debu, dan keringat... tentu beban berat bagi saya jika selama 2 tahunan itu saya tak pernah menyentuh pelajaran lagi... dan kemudian dihadapkan dengan yang namanya SPMB... hehehe” ia tertawa renyah mengingat masa-masa itu.

“...namun Allah itu luar biasa akhi. Ia tahu apa yang hamba-Nya perjuangkan. Alhamdulillah... saya diterima di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik negeri ini... IPB akh... bersamaan dengan antum yang waktu itu setelah lulus SMA langsung masuk ke IPB... tahun 2004...”
Subhanallah... berarti ia lebih senior dua tahun dibanding saya jika dilihat dari kelulusan SMA-nya. Wah perjuangan hebat.

“...Alhamdulillah selama kuliah pula saya mendapatkan beasiswa dari salah satu instansi yang peduli akan pendidikan mahasiswa Indonesia, dan kemudian berkesempatan mengikuti berbagai aktivitas menakjubkan selama itu... Bahkan 3 tahun kemudian saya dipercaya oleh teman-teman untuk memimpin Himpunan Mahasiswa di jurusan saya... hehehe...”
Wow... seorang kuli yang akhirnya menjadi mahasiswa... mantab sekali.

“Dan akhirnya saya bisa lulus dari IPB dengan baik...” ujarnya tersenyum...
Wah... dua tahun jadi kuli... masuk IPB bareng, namun lulusnya lebih cepat daripada saya... subhanallah...

“...namun akhi... perjuangan saya untuk luluspun ada ujiannya. Allah akan selalu memberikan ujian sesuai dengan kadar kekuatan kita untuk menghadapinya... Ketika tingkat akhir... saya sempat cuti 1 semester karena tidak mampu membayar uang SPP. Namun saya tidak memberitahukan pada siapapun kondisi itu... saya tetap ke kampus sehingga teman-teman saya tidak menaruh curiga bahwa saat itu saya memiliki masalah yang kompleks...”

Saya tertegun...

“...selama masa itu saya kembali bekerja... bukan lagi dengan tenaga kasar... namun saya berusaha untuk membuka jalan rezeki dari cara yang lebih cerdas... saya mulai menawarkan training motivasi ke sekolah-sekolah. Awalnya memang sulit... namun lambat laun... alhamdulillah saya mulai bisa membuka jalan itu... mengumpulkan uang dan kembali aktif kuliah di kampus untuk menyelesaikan studi saya...”

Subhanallah... tak henti-hentinya saya bertasbih. Sempat cuti 1 semester... namun masih bisa duluan lulus dari saya... wah-wah... subhanallah...

“...akhirnya saya bergabung di ABCo Training Center sebagai trainer di sana. Dan jadilah saya yang seperti ini... kesana kemari berbagi inspirasi dan motivasi, akh... Dulu saya mati-matian bekerja sebagai kuli bangunan... kini insya Allah... Alhamdulillah... saya bisa mulai mandiri. Mengirim uang ke orang tua saya di desa, membiayai adik saya... atau terkadang saya pulang ke kampung saya untuk berbagi inspirasi motivasi bersama anak-anak di sana... Saya tidak pernah malu dengan semua yang saya usahakan... karena semua itu menjadikan saya seperti yang antum lihat sekarang...” senyumnya mengembang hangat...

Wow... Allahu Akbar... sering saya tertegun dan merenungkan kisah “sederhana” yang ia sampaikan pada saya waktu itu. Seorang kuli yang mampu menginspirasi orang lain dengan luar biasa... subhanallah. Jika seorang mantan kuli bangunan saja bisa... maka pertanyaan bagi kita selanjutnya adalah...

“Apakahkita bisa melakukan yang lebih baik dengan kondisi kita jauh lebih beruntung daripadanya?”

Alhamdulillah... saya selalu bersyukur dapat bertemu dengan orang-orang sederhana namun begitu menginspirasi kisah hidupnya... terinspirasi dari banyak orang dan semoga menginpirasi lebih banyak orang lainnya...

Apapun impian Anda... milikilah! Dan jangan pernah lelah untuk mewujudkannya! Seperti sebuah sms dari seorang al akh yang kebetulan sampai saat tulisan ini saya buat...

“...kelelahan kita adalah kumpulan energi-energi untuk melintasi kelelahan-kelelahan berikutnya. Hingga kita tiada pernah lelah lagi... bahkan lelah itu telah lelah dengan sendirinya untuk mengejar kita... semangat akhi...”

(Jazakumullah kepada akh Aris Setyawan, TEP-IPB 41 atas kisah hidupnya yang menginspirasi tulisan ini)

Diceritakan kembali dengan bahasa yang “berbeda”... (Insya Allah perbaikan masih dibutuhkan)

To be continued...