Selasa, 14 Februari 2017

SEJARAH HARI VALENTINE DAN HUKUM MERAYAKANNYA DALAM ISLAM


Apasih Hari Valentine itu? Kok rame banget orang yang menyambut Hari Valentine?

Hari Valentine atau Valentine’s Day dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Sejumlah orang memaknainya sebagai perayaan kasih sayang, lainnya menuding sebagai 'peringatan yang sengaja diadakan' untuk mendongkrak penjualan kartu, cokelat, bunga, dan barang-barang lain yang dianggap mewakili ungkapan cinta.

Lalu apa asal usulnya tanggal 14 Februari bisa disebut Hari Kasih Sayang?

Dari asal usul namanya, Gereja Katolik mengakui ada 3 santo atau orang suci bernama Valentine atau Valentinus. "Dan ketiganya adalah martir," dikutip dari situs Guardian, Jumat 13 Februari 2015. Ketiga pria dari masa 200-an Masehi tersebut tewas secara mengenaskan.

Salah satu kisah menyebut, alkisah Kaisar Romawi Claudius II melarang para tentara muda menikah, agar mereka tak 'melempem' di medan tempur.
Namun,"Uskup Valentine melanggar perintah itu dan menikahkan salah satu pasangan secara diam-diam. Ia dieksekusi mati saat sang penguasa mengetahui pernikahan rahasia itu."

Saat ia dipenjara, legenda menyebut bahwa pria asal Genoa itu lantas jatuh cinta dengan putri orang yang memenjarakannya. Sebelum dieksekusi secara sadis, ia membuat surat cinta pada sang kekasih. Yang ditutup dengan kata, 'Dari Valentine-mu'.

Valentine yang lain adalah seorang pemuka agama di Kekaisaran Romawi yang membantu orang-orang Kristen yang dianiaya pada masa pemerintahan Claudius II. Saat dipenjara, ia mengembalikan penglihatan seorang gadis yang buta -- yang kemudian jatuh cinta padanya. Valentine yang itu dieksekusi penggal pada 14 Februari.

Yang ketiga adalah uskup yang saleh dari Terni, yang juga disiksa dan diekselusi selama pemerintahan Claudius II, juga tanggal 14 Februari -- di tahun yang berbeda.
Lepas dari legenda, keterkaitan Santo Valentine dan cinta baru muncul lama kemudian. Dalam puisi Geoffrey Chaucer, penyair Inggris dan penulis buku terkenal, 'The Canterbury Tales'.  Demikian menurut Andy Kelly, seorang ahli bahasa Inggris  dari University of California, Los Angeles, yang menulis buku 'Chaucer dan Cult of St Valentine'.

Chaucer, menulis sebuah puisi berjudul Parliament of Fowls (1382), untuk merayakan pertunangan Raja Richard II.

Dalam puisi itu, Hari Valentine dirayakan pada 3 Mei, bukan 14 Februari . "Itu adalah hari di mana semua burung memilih pasangannya dalam setahun," kata Kelly. "Tak lama setelahnya, dalam satu generasi, orang-orang mengambil ide untuk merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang."

Valentine yang menjadi referensi Chaucer mungkin adalah Santo Valentine dari Genoa yang meninggal pada 3 Mei. Tetapi orang-orang pada saat itu tidak begitu akrab dengan sosok itu.
Mereka lebih akrab dengan kisah Valentine dari Roma dan Terni yang dieksekusi pada 14 Februari -- yang lantas dikaitkan dengan cinta.

Kisah Hari Valentine juga bisa ditelusuri dari era Romawi Kuno, terkait kepercayaan paganisme. Tiap tanggal 13-15 Februari, warga Romawi kuno merayakan Lupercalia. Upacara dimulai dengan pengorbanan dua ekor kambing jantan dan seekor anjing.

Kemudian, pria setengah telanjang berlarian di jalanan, mencambuk para gadis muda dengan tali yang terbuat dari kulit kambing yang baru dikorbankan. Walaupun mungkin terdengar seperti semacam ritual sesat sadomasokis, itu dilakukan orang-orang Romawi lakukan sampai tahun 496 Masehi. Sebagai ritus pemurnian dan kesuburan.

"Upacara diyakini bisa membuat perempuan lebih subur," kata  Noel Lenski, sejawaran dari University of Colorado, Boulder, seperti dimuat USA Today.

Puncak Lupercalia pada 15 Februari, di kaki Bukit Palatine, di samping gua -- yang diyakini menjadi tempat serigala betina menyusui Romulus and Remus -- pendiri kota Roma dalam mitologi Romawi.

Pada tahun 496, Paus Gelasius I melarang Lupercalia dan menyatakan 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine.

Dari sejarahnya aja sadis ya, kok bisa disebut Hari Kasih Sayang? Lalu dalam Islam Hukum merayakannya gimana?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya, ” Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ” (HR. At Tirmidzi) .

Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, ” Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut HARAM “.
Mengapa ? karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah subhanahu wata’ala. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah subhanahu wata’ala dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.
Syaikh Muhammad al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan, ” Merayakan Hari Valentine itu tidak boleh ”, karena alasan berikut :
Pertama : Ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam. Kedua : Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) -semoga Allah meridhai mereka.
Contoh kasus : ada seorang gadis mengatakan bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.
Menurut Ken Swiger dalam artikelnya "Should Biblical Christians Observe It?" mengatakan, "Kata 'Valentine' berasal dari bahasa Latin yang berarti, 'Yang Maha Kuat, Maha Perkasa dan Maha Kuasa' ". Sadar atau tidak ketika kita meminta menjadi "to be my Valetine", berarti sama dengan kita meminta orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti percaya kepada hal-hal yang gaib dsb.
Saudaraku!! Ini adalah suatu kelalaian, mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah subhanahu wata’ala melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.
Di dalam ayat lainnya, artinya, ” Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22).

Berarti kesimpulannya?
Seorang muslim dilarang untuk meniru-niru kebiasan orang-orang di luar Islam, apalagi jika yang ditiru adalah sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan, pemikiran dan adat kebiasaan mereka.
Bahwa mengucapkan selamat terhadap acara kekufuran adalah lebih besar dosanya dari pada mengucapkan selamat kepada kemaksiatan seperti meminum minuman keras dan sebagainya.
Haram hukumnya umat Islam ikut merayakan Hari Raya orang-orang di luar Islam.
Valentine’s Day adalah Hari Raya di luar Islam untuk memperingati pendeta St. Valentine yang dihukum mati karena menentang Kaisar yang melarang pernikahan di kalangan pemuda. Oleh karena itu tidak boleh ummat Islam memperingati hari Valentine’s tersebut.






Sumber :

0 Komen:

Posting Komentar

Gunakan kata-kata yang sopan ya...