Sabtu, 24 Mei 2014

BERSEDEKAH YANG TERBAIK AKHIRNYA PUNYA RUMAH SENDIRI DENGAN IZIN ALLAH SWT


Sedekah, memang sudah jadi kebutuhan hidup keluarga Hj Fida. Saya pernah jatuh bangkrut habis-habisan. Sedekahlah yang membuat kami bangkit, katanya, saat berbagi pengalaman di Ponpes Daarul Quran Bulaksantri, Tangerang, beberapa waktu lalu. Waktu itu, beberapa tahun silam, usaha Hj Fida dan suami masih menjadi tumpuan nafkah sekeluarga sepenuhnya. Putra-putri mereka, Zascia A Mecca dan Haikal, baru coba-coba masuk ke dunia seni peran. Apa hendak dikata, bisnis milyaran rupiah yang dijalankan Hj Fida bersama suami, bangkrut. Mobil dan rumah sampai dilego untuk menutupi sebagian utang itu. Keluarga ini pun hijrah ke rumah orangtua Hj Fida. Sabar ya Mah, insya Allah nanti kami akan bangkit lagi, Hj Fida menghibur ibunda yang cemas dengan kehidupan putrinya. Laku spiritual pun mulai dijalani Hj Fida dan suami.

Sejak saat itu, setiap hari meski ibaratnya barang sebungkus nasi, Hj Fida sekeluarga mewajibkan diri bersedekah. Anak-anak misalnya, bederma kepada tukang kebon sekolah, sampai mereka hafal dengan kebiasaan putra-putri Hj Fida ini. Jalan terang mulai nampak. Ayahanda Hj Fida, ter-nyata masih memiliki tanah luas yang telantar di bilangan Cinere. Padahal, lokasinya sangat potensial untuk dikembangkan. Dengan modal tanah warisan itulah, Hj Fida men- coba membangun perumahan. Investor didapat. Pelan-pelan, usahanya mulai bangkit.

Ketika berkunjung ke seorang kawan di daerah Cianjur, ia terbelalak. Sedekahnya gila-gilaan. Ratusan anak yatim dia hidupi. Berapa ratus bungkus nasi tuh setiap hari dia sedekahkan. Pantesan rejekinya ngalir lancar, kenang Hj Fida, yang kemudian mengikuti jejaknya. Sedekah gila-gilaan. Ketika Hj Fida butuh uang banyak lagi untuk membangun unit-unit rumah baru, tak dinyana rejeki gurih datang sendiri. Mamang yang punya tanah menawarinya share Rp 2,5 M kontan. Tentu saja kesempatan ini tak ditolak. Bisnis property mereka pun makin moncer. Kini, keluarga Hj Fida sudah tinggal di rumah sendiri.

Anak-anak mereka pun sudah bisa menghidupi diri sen- diri, juga menabung. Kewajiban saya kepada pihak lain belum selesai sepenuhnya. Namanya juga bisnis. Tapi Alhamdulillah, usaha kami lancar, insya Allah bisa menutupnya, Hj Fida bersyukur. (Gadis Izdihar) (sumber buku DAHSYATNYA SEDEKAH1)

( Kuncinya Harta yang paling dicintai )

Allah SWT Berfirman

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Ali Imran: 92)

Dalam sebuah riwayat berkenaan ayat tsb, Sahabat Abdullah bin Umar ketika mendengar ayat, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” Kemudian beliau teringat bahwa tidak ada harta yang paling ia cintai selain budak wanita dari Romawi. Maka beliau pun membebaskan budak wanita tersebut dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah.
Demikianlah hendaknya seorang muslim.

Mempunyai tekad yang kuat untuk menyedekahkan harta terbaik dan yang paling dicintai. Yaitu harta yang berharga dan yang dicintai oleh hawa nafsu. Hingga terbukti kejujurannya dalam beramal karena Allah dari pada menuruti hawa nafsunya. Maka seandainya seorang hamba lebih mendahulukan kecintaan Allah dari pada kecintaan terhadap harta, tentu ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat keridhaan-Nya.

Termasuk dengan menyedekahkan harta yang berharga dan bersedekah dengan harta yang sangat ai butuhkan serta bersedekah ketika dalam kondisi sehat. Karena yang demikian menunjukkan kejujuran iman, kejernihan hati dan kekuatan takwanya.

Sebagai penutup renungilah ayat berikut ini dengan penuh penghayatan dan keimanan.

Allah SWT memanggil mereka yang beriman, artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.’ (Al-Baqarah: 267)


sumber: https://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839

0 Komen:

Posting Komentar

Gunakan kata-kata yang sopan ya...